Awalnya, WHO hanya mengatakan bahwa kemungkinan penyebaran aerosol dapat terjadi hanya ketika ada tindakan medis yang menghasilkan aerosol.
Namun, perkembangan yang terjadi menunjukkan tidak hanya demikian.
Penelitian tentang transmisi aerosol dengan fisika aliran dan udara menjelaskan bagaimana aerosol sangat mungkin menjadi sarana penularan.
Teori itu menjelaskan bahwa setiap tetesan pernapasan menghasilkan aerosol mikroskopis kurang dari 5 mikron ketika menguap.
Sedangkan pernapasan normal dan berbicara menghasilkan aerosol yang diembuskan.
Sehingga, bagi orang yang rentan, ketika mereka menghirup aerosol dapat terinfeksi saat jumlah virus yang mereka hirup cukup untuk menghasilkan infeksi.
Baca Juga: Di Sini Link Download Drama Korea Itaewon Class Episode 1-16 Lengkap Sub Indo
Bagaimana mencegah penularan melalui udara?
Terkait dengan perkembangan terbaru ini, WHO tetap merekomendasikan protokol kesehatan seperti menjaga kebersihan tangan, physical distancing serta tetap menggunakan masker.
Selain itu, WHO juga mengimbau agar menghindari tempat ramai serta ruang terbatas dan tertutup dengan ventilasi buruk.
Disinfeksi lingkungan yang sesuai juga direkomendasikan.
Petugas kesehatan dan perawat yang bekerja di area klinis, selama melakukan kegiatan rutin di seluruh shift juga direkomendasikan untuk selalu mengenakan masker medis.
Jose-Luis Jimenez, seorang ahli kimia di University of Colorado juga mengimbau agar melakukan pembersihan udara menggunakan filter udara.
"Untuk ruang di mana ventilasi tidak dapat ditingkatkan, kami menyarankan pembersih udara filter udara efisiensi tinggi (HEPA) portabel atau lampu kuman ultraviolet (UV) pada kebutuhan kelas atas. Kami tidak merekomendasikan jenis pembersih udara lainnya," kata dia.
Penulis | : | Maharani Kusuma Daruwati |
Editor | : | Maharani Kusuma Daruwati |
Komentar