GridFame.id - Beras dan versi matangnya yaitu nasi menjadi makanan pokok sebagian besar masyarakat Indonesia.
Bahkan ada yang bilang bahwa belum bisa disebut makan jika belum makan nasi.
Ia muncul hampir setiap kali, bila tidak setiap kali orang Indonesia makan.
Namun, tahukah Anda bahwa nasi berisiko mengandung arsenik, zat beracun yang bisa menyebabkan kanker?
Bahkan, beras disebut menyerap 10 kali lebih banyak arsenik inorganik dibandingkan tanaman lain.
Hal ini dikarenakan cara menanam padi yang harus digenangi air.
Metode ini membuatnya lebih mudah menyerap zat-zat karsinogenik di dalam tanah.
Dilansir dari Science Alert, (3/11/2020); sebetulnya ada beberapa cara untuk mengurangi kadar arsenik anorganik dalam beras, seperti mencuci beras sebelum dimasak, atau menggunakan metode memasak yang berbeda.
Namun, cara-cara ini juga dapat menurunkan kadar nutrisi dalam beras.
Nah, sekelompok ilmuwan telah berhasil menemukan cara menanak nasi baru yang bisa menghilangkan arsenik, namun tetap menjaga nutrisinya.
Dalam sebuah studi baru yang dipublikasikan di Science of The Total Environment, tim peneliti yang dipimpin oleh ilmuwan tanah Manoj Menon dari Universitas Sheffield di Inggris menyelidiki berbagai metode memasak nasi yang potensial.
Secara total, mereka meneliti empat proses yang semuanya melibatkan menanak nasi dengan metode absorpsi, baik menggunakan nasi yang tidak dicuci, nasi yang dicuci, nasi yang telah direndam sebelumnya atau nasi yang setengah matang.
Ketika hasilnya dianalisis, mereka menemukan bahwa metode parboiling with absorption (PBA) mengurangi sebagian besar arsenik dari beras, sekaligus mempertahankan nutrisinya.
Untuk mengikuti metode ini, Anda bisa mendidihkan air dengan takaran empat cangkir air tawar untuk setiap cangkir beras mentah.
Setelah air mendidih, tambahkan nasi dan biarkan selama 5 menit.
Selanjutnya, buang air yang sekarang telah menyerap sebagian besar arsenik pada beras, dan tambahkan air bersih sebanyak dua cangkir untuk setiap cangkir beras.
Terakhir, tutup beras dengan penutup, dan masak dengan api kecil hingga sedang hingga air meresap.
"Dengan metode baru kami, kami dapat secara signifikan mengurangi paparan arsenik sekaligus mengurangi hilangnya nutrisi utama," kata Menon.
Menurut para peneliti, teknik ini menghilangkan sekitar 54 persen senyawa anorganik dalam beras merah, dan sekitar 73 persen dalam beras putih, sementara secara umum mempertahankan jumlah nutrisi fosfor, kalium, magnesium, seng, dan mangan terbanyak.
Selain itu, metode PBA juga disebut menggunakan lebih sedikit air, energi dan waktu memasak daripada metode memasak lain yang juga dapat menghilangkan arsenik.
Para peneliti sangat merekomendasikan memasak nasi dengan metode ini bagi semua orang, khususnya bayi dan anak-anak yang sangat rentan terhadap risiko paparan arsenik.
Mereka pun mengakui bahwa percobaan mereka harus diulangi di lingkungan yang berbeda, menggunakan jenis beras daerah yang berbeda, dan tingkat kualitas air yang berbeda.
Namun, temuan ini merupakan langkah pertama yang baik.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Nasi Berisiko Tinggi Arsenik, Ini Cara Memasaknya agar Bebas Arsenik".
Penulis | : | Maharani Kusuma Daruwati |
Editor | : | Maharani Kusuma Daruwati |
Komentar