GridFame.id - Libur panjang akhir tahun sudah di depan mata.
Banyak masyarakat yang memanfaatkannya untuk pulang ke kampung halaman atau pergi ke luar kota.
Di masa pandemi ini, nampaknya orang-orang lebih banyak memilih menggunakan kendaraan pribadi untuk bepergian.
Selain mengurangi risiko bertemu orang lain, naik kendaraan pribadi nampaknya lebih nyaman untuk perjalanan bersama keluarga.
Mobil menjadi pilihan yang paling banyak digunakan untuk bepergian jarak jauh.
Selain bisa menamping banyak muatan, mobil juga bisa lebih rileks saat digunakan untuk berlibur.
Tidak sedikit pemilik kendaraan yang memanfaatkan libur panjang Natal dan tahun baru untuk sekedar berpergian keluar kota bersama keluarga, atau mudik pulang kampung.
Namun ada beberapa kebiasaan pemilik kendaraan, terutama yang berpergian bersama keluarga dan anak kecil, adalah kerap memodifikasi kendaraannya.
Biasanya, modifikasi yang paling lazim dilakukan, adalah menggelar kasur pada kabin kendaraan selama perjalanan.
Alasannya, dilakukan agar si anak nyaman rebahan dan tidak rewel mengingat jarak tempuh yang dilewati cukup jauh.
Training Director Safety Defensive Consultant Sony Susmana menegaskan, ubahan kondisi kabin seperti itu sebaiknya tidak dilakukan.
Sebab, dapat membuat efek yang lebih fatal apabila kendaraan terlibat kecelakaan.
“Bisa jadi justru perubahan kabin ini menimbulkan kecelakaan yang lebih parah, bisa malah fatal,” ucap Sony beberapa waktu lalu kepada Kompas.com.
Sony menyarankan, meski masih anak-anak, tetap wajib duduk di jok kendaraan dengan baik dan benar.
Baca Juga: Jangan Sampai Terlambat! BI Cuma Beri Waktu Sampai 28 Desember untuk Tukar 6 Pecahan Rupiah Lama Ini
Maksud adalah duduk tenang dengan menggunakan sabuk pengaman meski berada di baris kedua.
Jika anak terlalu kecil, car seat bisa jadi solusi. Penggunaannya pun sudah dianjurkan oleh produsen kendaraan.
“Soal lelah, pengemudi bisa mengatur perjalanan serta komunikasikan dengan seluruh anggota keluarga untuk menyesuaikan kenyamanan pengemudi dan penumpang selama perjalanan. Atur waktu untuk bergantian menyetir dan beristirahat di rest area,” katanya.
Apabila kabin diubah menjadi tempat tidur berjalan, dikhawatirkan bila terjadi pengereman mendadak atau benturan, penumpang bisa terlempar karena tidak terikat dengan benar di jok baris kedua atau ketiga.
Ini bisa menimbulkan risiko fatalitas yang berlebih, apabila penumpang tidak duduk di jok tanpa menggunakan sabuk pengaman.
Menyalahi konsep
Training Director Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC), Jusri Pulubuhu, mengatakan, mengubah kabin menjadi kasur sudah menyalahi konsep keselamatan dalam berkendara.
“Pada dasarnya, berdasarkan fakta dan tes lainnya segala sesuatu yang tidak terikat dalam kendaaran, saat kendaraan tersebut mengalami benturan, terbalik, ataupun tertabrak, maka objek yang tidak terikat tadi akan bergerak dengan kecepatan saat tabrakan,” ujar Jusri kepada Kompas.com.
Jusri melanjutkan, misalkan terjadi kecelakaan dan mobil melaju dengan kecepatan 100 Km per jam (Kpj), maka objek di belakang tidak memakai sabuk pengaman juga akan melesat dalam kecepatan 100 Kpj.
“Bayangkan jika itu anak kecil, terbang dengan kecepatan seperti itu, dapat memecahkan kepala saat dia menabrak tiang atau kaca,” katanya.
Dengan demikian, sangat tidak disarankan menggelar kasur atau menjadikan kabin mobil sebagai tempat tidur berjalan, saat perjalanan jauh.
Baca Juga: Bisa Sembuhkan Luka, Ini Sederet Manfaat Daun Binahong yang Sering Disebut Obat Mistis
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Jangan Menggelar Kasur pada Kabin Mobil Saat Pergi Berlibur".
Penulis | : | Maharani Kusuma Daruwati |
Editor | : | Maharani Kusuma Daruwati |
Komentar