Aduan lainnya, sebanyak 19 persen masyarakat yang dipantau mengatakan bahwa lokasi pendistribusian jauh dari rumah tinggal.
Lalu, 30,5 persen warga menyatakan, jadwal pendistribusian dilakukan bertepatan dengan waktu kerja.
Tidak bisa mencairkan BST
Dika menambahkan, pihaknya juga melakukan pengamatan di 25 kelurahan.
Hasilnya, 47 KK di tujuh kelurahan dilaporkan tidak bisa mencairkan dana BST karena tidak bisa menunjukkan KTP suami.
Baca Juga: Ini Jadwal Bansos Februari 2021, Jangan Sampai Telat Daftar dan Terima
Hal ini terjadi karena berbagai kondisi, antara lain karena sudah bercerai, ditinggal oleh suami, atau suaminya bekerja di luar kota.
Dika juga melaporkan, ada 135 KK penerima BST di 16 kelurahan yang juga merupakan penerima bantuan lain, seperti program keluarga harapan (PKH), BPN, dan KLJ.
Laporan lain, yakni 76,8 persen penerima manfaat yang disurvei juga mengeluhkan bahwa besaran dana BST yang diterima setiap KK tidak cukup untuk kebutuhan sehari-hari.
Sementara itu, 80,4 persen penerima merasa besaran dana BST habis digunakan untuk kebutuhan sehari-hari selama dua hari sampai dengan satu minggu saja.
"92,3 persen menyatakan bahwa dana BST habis digunakan untuk membeli kebutuhan sembako," ucap Dika.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "BST di Jakarta Diduga Diselewengkan, Ada Keluarga Kaya Dapat Bansos hingga Pungli"
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Luqman Ilham |
Editor | : | Lena Astari |
Komentar