GridFame.id - Mark Sungkar didakwa merugikan keuangan negara sebesar Rp 694.900.000 dari dana Pelatihan Nasional (Pelatnas) Asian Games 2018 di Bandung, Jawa Barat.
Mark Sungkar yang Mantan Ketua umum Pengurus Pusat Federasi Triatlon Indonesia (PPFTI), didakwa membuat laporan keuangan fiktif kegiatan tersebut.
Menurut pernyataan Jaksa Penuntut Umum (JPU), Mark Sungkar telah memuat laporan bukti belanja akomodasi palsu pada kegiatan pelatnas di The Cipaku Garden Hotel.
"Terdakwa telah membuat laporan pertanggungjawaban keuangan yang terdapat bukti/ dokumen fiktif berupa belanja akomodasi kegiatan di The Cipaku Garden Hotel, Bandung, Jawa Barat," ujar Jaksa Nopriyadi di Pengadilan Tipikor Jakarta, Selasa (2/3/2021).
Mark Sungkar disebut tidak segera mengembalikan dana sisa kegiatan ke kas negara yang ditransfer oleh pihak The Cipaku Garden Hotel.
Perbuatan itu dianggap bertentangan dengan Peraturan Deputi Bidang Peningkatan Prestasi Olahraga Nomor 1047 Tahun 2017 tentang Petunjuk Teknis Penyaluran Bantuan Pemerintah dalam Akun Belanja Barang Lainnya untuk Diserahkan kepada Masyarakat/ Pemerintah Daerah Guna Program Peningkatan Prestasi Olahraga Nasional.
Tidak hanya itu saja, mantan suami Fanny Bauty ini juga menyampaikan laporan penggunaan yang diterima oleh PPFTI melebihi waktu 14 hari setelah kegiatan selesai.
Hal ini disebut bertentangan dengan peraturan soal petunjuk teknis penyaluran bantuan pemerintah.
Sebab dalam peraturan tersebut, khususnya bagian bab III dijelaskan bahwa penerima bantuan pemerintah wajib menyampaikan laporan secara tertulis kepada Deputi Bidang Peningkatan Prestasi dan Olahraga, paling lambat 14 hari setelah pelaksanaan kegiatan rampung.
Diketahui pada 2017, Mark Sungkar mengajukan proposal kegiatan bertajuk 'Era Baru Triatlon Indonesia' ke Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) senilai Rp5,072 miliar.
Namun sisa uang Rp399,7 juta dari kegiatan malah digunakan memperkaya diri sendiri.
Bahkan Mark Sungkar juga terbukti memperkaya orang lain, di antaranya:
- Andi Ameera Sayaka sebesar Rp20,65 juta;
- Wahyu Hidayat Rp41,3 juta;
- Eva Desiana sebesar Rp41,3 juta;
- Jauhari Johan Rp41,3 juta;
- Pihak korporasi The Cipaku Garden Hotel atas nama Luciana Wibowo Rp150,65 juta.
Sehingga di total, kerugian keuangan negara atas tindakan itu sebesar Rp 694.900.000 sebagaimana laporan hasil audit BPKP.
Atas perbuatannya, Mark Sungkar didakwa melanggar Pasal 2 Ayat (1) Jo Pasal 18 Ayat (1) huruf b Undang-undang (UU) Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi subsider Pasal 3 Jo Pasal 18 Ayat (1) huruf b UU Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi lebih subsider Pasal 9 Jo Pasal 18 Ayat (1) huruf b Undang-undang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.
Siapa sebenarnya Mark Sungkar?
Berikut profil dan biodatanya:
1. Keturunan saudagar Yaman
Mark Sungkar memiliki nama asli Mubarok Ali Sungkar.
Dia lahir di Surakarta, Jawa Tengah, 22 Oktober 1948.
Dikutip dari wikipedia, Mark adalah putra dari pasangan Ali Mubarak Sungkar seorang saudagar dari Yaman dan Fatma.
Ia juga adalah adik dari ustadzah Lutfiah Sungkar dan juga kakak dari pengusaha Nadjib Sungkar.
Mark menikah untuk ketiga kalinya dengan aktris Fanny Bauty.
Mark dikaruniai tiga orang anak, yakni aktris Shireen Sungkar, Zaskia Sungkar dan Yusuf Averoes Sungkar.
Rumah tangga Mark Sungkar dan Fanny Bauty goyah pada awal tahun 2006.
Namun dua bulan kemudian, pasangan yang telah dikaruniai tiga orang anak ini memutuskan untuk bersama lagi.
Sayang, perdamaian mereka hanya berlangsung sejenak.
Pertengahan Agustus 2006, Fanny mengajukan gugatan cerai ke Pengadilan Agama Jakarta Barat, namun, lagi-lagi mereka urung cerai.
Setelah menjalani beberapa kali persidangan, Fanny menarik gugatan cerai terhadap Mark Sungkar.
Mark Sungkar dan Fanny Bauty akhirnya resmi bercerai pada 2010 silam.
2. Pemborong bangunan
Sebelum terjun ke dunia hiburan, Mark adalah pedagang dan pemborong bangunan.
Mark juga pernah aktif sebagai pemain drama dalam group "Teater Kecil" pimpinan Arifin C. Noer pada tahun 1968-1970.
Selain itu, Mark juga pernah bergabung dengan Bina Vokalia pimpinan Prananjaya (1973).
3. Belajar sampai Belanda
Keseriusannya dalam belajar akting dibuktikan dengan tekadnya menuntut ilmu di Akademi Theater Amsterdam, Belanda (1975-1979) dan International School for Musical Entertainment Hilversum, Belanda (1977-1980).
Mark juga bergabung dengan Nederlandse Operette Vereniging Amsterdam (1976-1977) dan Delfero Talent Pedagog Amsterdam (1976-1978).
Mark sebenarnya telah mulai bermain teater sejak tahun 1962 dan merambah layar lebar dan televisi pada tahun 1970.
Pada 8-9 juni 2007, Mark Sungkar bermain dalam pementasan teater Abang Thamrin Dari Betawi karya Asrul Sani bersama Sanggar Pelakon pimpinan Mutiara Sani di Graha Bhakti Budaya, TIM.
Dalam pementasan tersebut Mark berperan sebagai Fruin, orang Belanda yang menentang kebijakan-kebijakan MH. Thamrin.
Mark juga membintangi sejumlah film dan sinetron.
4. Karir musik
Mark kemudian terjun di dunia tarik suara pada tahun 1977 dan sempat mengeluarkan beberapa single dan album rekaman, antara lain She Believe in Me (1979), Hution Mind (1980), Bunga-bunga Cinta (1985) dan Kaki Limo (1989).
Mark juga pernah mewakili Indonesia dalam Asean Concert di Brunei Darussalam (1984) dan Bangkok (1985), serta International Song Festival di Chile (1986) dan April Spring Festival di Pyong Yang (1987).
5. Menikah lagi
Dikutip dalam kanal YouTube Orami Entertainment, Mark Sungkar kini menikah lagi dengan wanita bernama Santi Asoka Mala pada 2014.
Diketahui, Santi merupakan asisten pribadi Mark Sungkar yang kemudian membuat sang aktor terpana dengan sosoknya.
"Saya sebelum nikah emang sekretaris pribadinya bapak," ucap Santi.
"Justru kepincutnya karena itu, dia serba bisa," ucap Mark Sungkar.
Pernikahan itu sempat ramai dibahas lantaran keduanya terpaut usia 45 tahun.
Pasalnya, salah satu anak Mark Sungkar yaitu Shireen Sungkar sempat tak menyetujui ayahnya nikah dengan wanita yang jauh lebih muda.
Hal itu disebabkan karena takut pernikahannya kembali kandas di tengah jalan.
"Hanya nanya 'Apa nggak ada yang lebih tuaan?''
"Ya takutnya pecah ditengah jalan," jelas Mark Sungkar.
Hingga akhirnya, Mark Sungkar memberi pengertian pada anaknya yang kemudian paham dengan keputusannya.
Penulis | : | Lena Astari |
Editor | : | Lena Astari |
Komentar