Kain jumputan yang menutupi badannya ini juga di tambah rangkaian bunga melati di bagian badannya.
Sanggulnya pun dilepas dan rambutnya digerai serta diberi rangkaian bunga melati di kepalanya.
Prosesi siraman pun dimulai dari sang ayah, Anang dan istrinya Ashanty yang bergantian menyiram tubuh putrinya.
Lalu dilanjutkan dengan beberapa sesepuh yang telah ada dalam daftar siraman tersebut.
Kemudian Anang menuangkan air dari dalam kendi untuk Aurel.
Aurel pun lalu berwudhu dari kendi tersebut, yang kemudian kendinya dipecahkan oleh Ashanty sebagai simbol pecahnya pamor sang calon pengantin.
Prosesi pun dilanjutkan dengan pemotongan rambut Aurel sebagai simbol bahwa sang calon pengantin telah meninggalkan masa remajanya dan hendak menuju yang lebih dewasa dengan menikahi Atta Halilintar.
Potongan rambut ini pun nantinya akan ditanam oleh Anang sebagai simbol dihapuskannya keburukan yang akan tertanam dalam-dalam bersama rambut tersebut.
Prosesi ini diakhiri dengan prosesi bopongan, yaitu Anang Hermansyah yang membopong atau menggendong Aurel.
Acara kemudian dilanjutkan dengan prosesi dodol dawet atau jualan dawet oleh orang tua calon mempelai perempuan.
Anang dan Ashanty pun kemudian melakukan jualan dawet untuk para tamu undangan yang dibeli dengan uang dari tanah liat.
Penulis | : | Maharani Kusuma Daruwati |
Editor | : | Maharani Kusuma Daruwati |
Komentar