2. Mengurangi peradangan
Sementara peradangan jangka pendek adalah respons kekebalan alami, peradangan kronis merupakan faktor risiko banyak penyakit kronis.
Misalnya, peningkatan kadar penanda inflamasi protein C-reaktif dalam darah terkait dengan peningkatan risiko penyakit jantung dan diabetes tipe 2.
Dalam sebuah penelitian terhadap lebih dari 6.000 orang dewasa, mereka yang melaporkan makan biji bunga matahari dan biji lainnya setidaknya lima kali seminggu memiliki tingkat protein C-reaktif 32 persen lebih rendah dibandingkan dengan orang yang tidak makan biji.
Meskipun penelitian yang telah diterbitkan dalam American Journal of Epidemiolog pada Februari 2006 ini tidak dapat membuktikan sebab dan akibat, diketahui bahwa vitamin E (yang berlimpah dalam biji bunga matahari) dapat membantu menurunkan kadar protein C-reaktif.
Flavonoid dan senyawa tanaman lain dalam biji bunga matahari juga membantu mengurangi peradangan.
3. Melawan penyakit jantung
Tekanan darah tinggi adalah faktor risiko utama penyakit jantung, yang dapat menyebabkan serangan jantung atau stroke.
Senyawa dalam biji bunga matahari diketahui dapat memblokir enzim yang menyebabkan pembuluh darah mengerut.
Akibatnya, ini dapat membantu pembuluh darah longgar, kemudian menurunkan tekanan darah.
Magnesium dalam biji bunga matahari juga dilaporkan dapat membantu mengurangi tingkat tekanan darah.
Selain itu, biji bunga matahari kaya akan asam lemak tak jenuh, terutama asam linoleat.
Tubuh manusia diketahui menggunakan asam linoleat untuk membuat senyawa seperti hormon yang melemaskan pembuluh darah, meningkatkan tekanan darah.
Asam lemak ini juga membantu menurunkan kolesterol.
Dalam penelitian selama 3 minggu, wanita dengan diabetes tipe 2 yang makan 1 ons (30 gram) biji bunga matahari setiap hari sebagai bagian dari diet seimbang, dilaporkan mengalami penurunan 5 persen dalam tekanan darah sistolik (angka teratas dari pembacaan).
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Hani Arifah |
Editor | : | Miya Dinata |
Komentar