Tetapi kabar yang sedikit melegakan, hingga saat ini varian Lambda belum terdeteksi di Indonesia.
"Pada 14 Juni, varian yang ditetapkan untuk garis keturunan (penamaan) Pango C.37, klad GISAID GR/452Q.V1, klad NextStrain 20D, ditetapkan sebagai VOI global, dan diberi label oleh WHO sebagai Lambda," ujar WHO.
Virus, atau varian virus, dapat menjadi kebal vaksin jika bermutasi. Mutasi terjadi secara alami selama virus memiliki inang (seseorang) untuk menginfeksi dan menularkan infeksi.
Meskipun tidak semua mutasi resisten terhadap vaksin, mutasi yang cukup berbeda dari galur asli virus mungkin tidak dapat dinetralisir oleh antibodi yang sesuai.
Ini mengkhawatirkan, tetapi tidak jarang, kata Quigley menambahkan bahwa para ilmuwan juga memperbarui vaksin influenza untuk menargetkan mutasi baru setiap tahun.
Dia berkata, keputusan ini diputuskan oleh badan kesehatan internasional, yang bekerja sama dengan CDC untuk memutuskan jenis influenza apa yang beredar dan bagaimana memeranginya dengan vaksin.
"Jika virus bertahan lebih lama, merakit panel serupa untuk mensurvei mutasi dan mengembangkan vaksin Covid-19 berikutnya akan menjadi penting," tambahnya.
Dia melanjutkan, suntikan booster atau vaksin khusus varian juga merupakan pertimbangan penting ke depan.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul ""Studi Baru: Varian Lambda Lebih Menular dan Kebal Vaksin Covid-19"
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Ayudya Winessa |
Editor | : | Lena Astari |
Komentar