GridFame.id - Badan berkeringat dan basah, setelah berolahraga misalnya, memang menyababkan rasa tak nyaman.
Namun, berkeringat saat melakukan aktivitas fisik ataupun saat cuaca sedang panas-panasnya, sebetulnya adalah proses biologis yang wajar pada manusia.
Justru, pertanda baik jika tubuhmu mengeluarkan keringat.
Pada dasarnya, tubuh manusia memiliki tiga kelenjar keringat, yakni kelenjar ekrin, epokrin, dan apoekrin.
Manusia memiliki 3 kelenjar keringat pada tubuhnya.
Melansir pada Science Direct, ketiga kelenjar keringat ini adalah bagian vital dari tubuh manusia yang berfungsi untuk menjaga suhu tubuh tetap dalam kondisi normal.
Namun, hanya kelenjar ekrin dan apokrin yang sering disebut di berbagai bahasan ilmiah.
Baca Juga: Memang Perlu Khawatir! Tumbuh Tahi Lalat Bisa Jadi Gejala Kanker Berbahaya, Kenali Ciri-cirinya!
Keringat Pada Dasarnya Tak Berbau
Kelenjar ekrin tersebar di seluruh kulit dan mengeluarkan cairan elektrolit melalui permukaan kulit.
Cairan ini akan dikeluarkan dari kelenjar ekrin pada saar beraktivitas, cuaca yang panas, atau pada saat suhu tubuh meningkat.
Gunanya tak lain adalah menjaga tubuhmu agar tidak kepanasan.
Cairan yang dikeluarkan dari kelenjar ekrin ini sama sekali tidak berbau.
Di sisi lain, kelenjar yang satunya, yakni kelenjar apokrin, akan mengeluarkan cairan saat kamu berada dalam tekanan emosional seperti saat gugup dan cemas.
Kelenjar ini terdapat pada bagian kulit yang ditumbuhi rambut, termasuk pada ketiak.
Cairan yang dikeluarkan dari kelenjar epokrin berupa minyak yang mengandung lipid, protein, dan steroid.
Cairan yang keluar dari kelenjar apokrin ini akan jadi santapan sedap bagi bakteri.
Kontak antara keringat dan bakteri ini lah yang kemudian menyebabkan bau badan menjadi kurang sedap.
Hal ini sekaligus menjelaskan kenapa saat sedang stres atau berada dalam tekanan tertentu, seseorang bisa mengalami bau badan tak sedap.
Ternyata bukan cuma itu, lho.
Mengutip Bustle, bau badan bisa jadi merupakan pertanda dari hal-hal berikut ini.
Baca Juga: Jangan Sampai Tertinggal! Bantuan PKL hingga Warteg Rp1,2 Juta Akan Segera cair
Konsumsi Makanan Tertentu
Bau badan bisa jadi dipicu oleh makanan tertentu.
Makanan yang mengandung sulfur seperti brokoli, kembang kol, kubis, hingga daging merah, dapat menyebabkan penumpukan sulfur dalam tubuh, yang nantinya akan dieksresi melalui kelenjar keringat.
Selain makanan-makanan tersebut, konsumsi minuman keras pun dapat memicu timbulnya bau badan tak sedap.
Mengidap Penyakit Tertentu
Berbagai penyakit yang menyebabkan organ tubuh kehilangan kemampuan dalam menjalankan fungsinya dapat memicu timbulnya bau tak sedap dari keringat.
Pada penderita gagal ginjal, diabetes dan penyakit liver, contohnya.
Mereka yang mengalami gangguan kesehatan ini, pada keringatnya terkandung urea, aceton, methyl mercaptan, yang baunya bisa jadi tak sedap.
Baca Juga: Bukan Hal Sepele! Air Kencing Berbusa Ternyata Bisa Jadi Tanda 4 Gangguan Kesehatan Berbahaya Ini!
Bau badan dapat disebabkan pula oleh penyakit genetik berhubungan dengan gangguan metabolisme yang disebut trimethylaminuria.
Orang yang mengalami gangguan metabolisme ini, umumnya beraroma agak amis.
Kondisi kesehatan lainnya yang memengaruhi bau badan addalah gangguan pada kelenjar tiroid.
Gangguan ini menyebabkan seseorang berkeringat lebih banyak, terutama pada malam hari.
Hormon yang Fluktuatif
Pada saat tubuh mengalami perubahan hormon yang cukup drastis, misalnya saat perimenopause, menopause, pubertas, dan hamil, tubuh seolah-oleh mendapatkan sinyal untuk berkeringat lebih banyak dari biasanya.
Keringat berlebih pada kondisi ini dapat berujung pada berubahnya aroma tubuh menjadi kurang sedap.
Nah, saat tubuh mengeluarkan aroma tertentu, bisa jadi itu merupakan sinyal yang diberikan tubuh untuk memberitahu kondisi kesehatanmu.
Bau dan keringat berlebih sendiri sebenarnya bisa diatasi dengan penggunaan produk antiperspiran deodoran.
Artikel ini telah tayang di Parapuan.co dengan judul Hati-hati, Keringat Berlebih dan Bau Badan Ternyata Bisa Jadi Disebabkan Penyakit Serius!
Source | : | parapuan.co |
Penulis | : | Lena Astari |
Editor | : | Lena Astari |
Komentar