Saat itu, ia dikabarkan hidup sebatang kara di sebuah rumah kecil milik mucikari dekat Stasiun Bandung. Hidupnya disebut berubah drastis dan Titien jatuh miskin.
Selama ia tinggal bersama kelima putranya, Titien Sumarni hanya mengandalkan belas kasih dari orang sekitar.
Padahal saat namanya terkenal sebagai seorang bintang film, Titien Sumarni begitu dipuja dan terkenal kaya raya.
Mulai perhiasan emas, mobil, hingga rumah elite, yang dimiliki Titien Sumarni, mendadak tak berwujud.
Bahkan untuk pakaian sehari-hari pun, Titien Sumarni dikabarkan hanya memiliki empat potong pakaian.
Ketika hidup sebatang kara, Titien Sumarni ditemukan sedang menderita penyakit infeksi paru-paru yang sudah cukup parah.
Pada 15 Mei 1966, Titien Sumarni pun menghembuskan napas terakhirnya di Bandung.
Titien Sumarni meninggal setelah beberapa hari dirawat berkat bantuan teman-temannya.
Artikel ini telah tayang di TribunJatim.com dengan judul "Diidolakan Soekarno, Nasib Titien Sumarni Sang Artis Tersohor Era 50-an Justru Berakhir Pilu"
Source | : | TribunJatim.com |
Penulis | : | Ayudya Winessa |
Editor | : | Miya Dinata |
Komentar