GridFame.id - Jengkol dan petai menjadi salah satu makanan favorit sebagian besar orang Indonesia.
Jengkol dan petai dikenal dengan baunya yang kurang sedap.
Meski begitu, banyak yang tetap mengonsumsumsi dua makanan ini.
Banyak yang bilang, jengkol dan petai memiliki rasa yang unik dan lezat.
Namun, meski enak jengkol dan petai justru bisa jadi racun bagi tubuh.
Kenapa ya?
Baca Juga: Bebas Racun! Begini Cara Mudah Usir Nyamuk, Taruh Saja Benda Ini di Sudut Rumah!
Jengkol dan petai dikenal kaya antioksidan yang baik dan dipercaya bisa mencegah berbagai penyakit.
Menurut penjelasan di laman WebMD, antioksidan sendiri memiliki manfaat bagi tubuh untuk melindungi sel-sel dari kerusakan yang diakibatkan oleh radikal bebas.
Namun tahukah, faktanya juga jengkol dan petai ternyata mengandung racun.
Hal ini pun dibenarkan Guru Besar Keamanan Pangan dan Gizi dari Fakultas Ekologi Manusia IPB University sekaligus Sekjen Perhimpunan Pakar Gizi dan Pangan, Ahmad Sulaeman, PhD., seperti dilansir dari Kompas.com (15/9/2021).
Meski demikian, Sulaeman mengatakan jengkol dan petai adalah makanan yang tetap bisa dikonsumsi.
"Secara umum petai dan jengkol itu edible, bisa dimakan karena sudah sejak lama orang mengonsumsinya," ujarnya.
Terkait kandungan racun dalam jengkol dan petai, Sulaeman membenarkan.
Namun, kandungan racun jengkol dan petai tidak semata-mata membuat orang yang mengonsumsinya keracunan.
"Yang namanya makanan itu pasti ada yang baiknya dan ada yang jeleknya, ada manfaat dan hal-hal tertentu yang bisa merugikan. Jadi, Adapun kasus-kasus orang merasakan sesuatu kesakitan setelah mengonsumsi ini, itu adalah karena kelebihan," jelas Sulaeman.
Sebagai contoh makanan "beracun" lain, Sulaeman menjelaskan tentang umbi gadung.
Umbi gadung merupakan makanan dengan kandungan racun yang cukup tinggi sehingga dibutuhkan pengolahan yang tepat.
Sementara jengkol dan petai merupakan makanan yang memang aman dikonsumsi dengan berbagai olahan selama jumlahnya tidak terlalu berlebihan.
"Misalnya pada jengkol, memang ada zat-zat yang namanya antinutrien, ada zat-zat yang memang toksikan alami dan bersifat racun ketika dia dimakan melebihi batas aman," ujar Sulaeman.
Meski disebut ada batasan konsumsi jengkol dan petai, Sulaeman menuturkan bahwa belum ada jumlah batasan konsumsi jengkol dan petai yang pasti.
"Toksivitas juga ada penelitiannya tetapi berapa jumlahnya itu belum ada batasan karena ada keragaman kan," tuturnya.
Keragaman yang dimaksud adalah keragaman kandungan racun atau zat antigizi dalam jengkol dan petai serta keragaman kondisi manusia.
"Karena itu juga tergantung dengan kombinasi makannya dengan apa karena ketika makan dengan apa, ada interaksi juga antara komponen yang ada pada jengkol dan petai dengan komponen lain," tutup Sulaeman.
Artikel ini telah tayang di Gridhealth.ID dengan judul Dikenal Kaya Antioksidan Jengkol dan Petai Ternyata Mengandung Racun, Ini Kata Ahli Gizi
Source | : | GridHEALTH.id |
Penulis | : | Hani Arifah |
Editor | : | Lena Astari |
Komentar