Apalagi berkat adanya dorongan dari keluarga yang menjadi kekuatan untuk dirinya menghadapi penyakit ini.
“Dan yang membuat kekuatan makin kuat, betapa Ibu Haji Siti Maryam, Soebagdja Salim, Rahardja Adi Wijaya kemudian Nurhaliza kakaknya beliau, menjadi kekuatan Abah dalam proses penyembuhan,” kata Nurul Qomar.
Selain mendapat energi yang luar biasa dari sang pencipta, Qomar juga mendapat dorongan yang luar biasa dari sang istri dan anak-anaknya.
"Energi yang paling dahsyat adalah ibunya anak-anak dan seluruh anak-anak. Kalau energi yang utama, tentu saja kekuatan main set dan kedekatan hati dan jiwa kepada Tuhan Allah SWT,” tambah Nurul Qomar.
Soebagdja Salim, sang anak menuturkan ia bahkan sampai tak percaya dengan kekuatan sang ayah melawan penyakit kanker ganas itu.
“Saya sebagai anak bukannya merasa sedih tapi merasa bangga, merasa ikut terpacu juga semangatnya (ayah). Ikut termotivasi melihat seorang ayah yang tertimpah berkah yang luar biasa. Jadi kami kebawa ikut kuatnya, senangnya, bahagianya,” tutur Soebagdja.
Terbukti perjuangan tersebut pun tak sia-sia lantaran kondisinya kini kian membaik. Qomar berujar jika 6 bulan kemoterapi diharapkan bisa normal kembali.
“Walaupun secara fisik dalam proses pemulihan tapi insya Allah sebulan dua kali kemoterapi selama 6 bulan. Mudah-mudahan enggak sampai 6 bulan bisa normal kembali,” ucap Qomar.
Source | : | Tribunnews.com |
Penulis | : | Ayudya Winessa |
Editor | : | Lena Astari |
Komentar