GridFame.id- Belum usai, situasi pandemi Covid-19 di Indonesia masih terus berjalan hingga kini.
Meskipun sudah menunjukkan tanda penurunan kasus dan angka kematian harian, Indonesia diminta tak lengah akan pandemi.
Masyarakat juga diminta tak terlena dan selalu waspada, terhadap gelombang ketiga Covid-19.
Di sisi lain pemerintah juga diharuskan mengedukasi kepada masyarakat untuk disiplin prokes dan vaksinasi.
Setelah sebelumnya mendapat peringatan dari Satgas dan Mekomarves, Luhut Binsar terhadap gelombang tiga Covid-19.
Kini muncul peringatan keras dari Kementerian Kesehatan, Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung, Kemenkes, Siti Nadia Tarmizi yang menyebut gelombang Covid-19 pasti melanda Indonesia.
Mengacu dari beberapa studi, Nadia menjelaskan virus SARS-CoV-2 memiliki sifat yang bisa menimbulkan gelombang epidemi berkali-kali, sehingga lonjakan infeksinya tidak cukup dengan satu gelombang,
Pernyataan ini juga berkaca dari gelombang ketiga Covid-19 yang terjadi di beberapa negara dengan cakupan vaksinasi tinggi; Inggris, Amerika Serikat, serta Israel.
“Hal ini yang menyebabkan keniscayaan akan gelombang ketiga itu pasti terjadi,” ujar Nadia dalam diskusi daring melalui kanal YouTube FMB9ID_IKP, Kamis (21/10/2021).
Gelombang ketiga ini diprediksi akan terjadi setelah Natal 2021 dan Tahun Baru 2022. Karena setiap ada peringatan tersebut, mobilitas masyarakat meningkat.
“Setia pada peningkatan pergerakan atau mobilitas, itu selalu terjadi peningkatan kasus Covid-19,” sambungnya.
Varian yang dinilai akan muncul pada gelombang ketiga
Terkait dengan prediksi dan antisipasi gelombang ketiga Covid-19, Nadia mengatakan sudah ada beberapa modeling yang dibuat oleh ahli epidemiologi.
"Beberapa ahli epidemiologi itu telah membuat beberapa modeling, ada yang kemudian dia bisa sama dengan kondisi 2020-2021, bisa sedikit meningkat, atau bahkan bisa lebih tinggi dibandingkan bulan Juli 2021," ungkap Nadia mengutip Kompas.
Berdasarkan modeling tersebut, Nadia mengatakan pola penularan Covid-19 hingga saat ini masih didominasi varian Delta.
Varian ini memiliki tingkat penularan yang lebih cepat sehingga berpotensi meningkatkan kasus Covid-19.
Akibatnya, ada kemungkinan gelombang ketiga nantinya bisa lebih tinggi dari gelombang-gelombang sebelumnya.
"Kalau kita bandingkan gelombang pertama, pasti kemungkinan akan lebih tinggi, karena kita tahu jenis virusnya berbeda. Bahkan kita tahu, kita mengalami yang jauh lebih tinggi kasusnya di Juli kemarin," tutur dia.
Antisipasi pemerintah
Berikut upaya untuk menghadapi gelombang ketiga yang diungkap Nadia diantaranya:
1. Memperluas cakupan vaksinasi;
2. Perbanyak testing, kemudian melacak atau melakukan tracing kepada mereka yang terkonfirmasi positif sedini mungkin;
3. Tidak lupa tetap menerapkan protokol kesehatan, dengan memakai masker, mencuci tangan dan jaga jarak;
4. Dan membatasi pergerakan masyarakat untuk kegiatan yang esensial;
Sebelumnya Menteri Kesehatan, Budi Sadikin juga mengatakan bahwa pihaknya akan mengontrol aktivitas masyarakat selama hari raya Natal dan Tahun Baru.
Ini dilakukan agar tidak terjadi lonjakan ketiga kasus Covid-19.
"Jadi hari raya keagamaan besar akan terjadi lagi itu di Desember, kalau kita bisa memastikan di Desember itu kita kontrol dengan baik, maka Januari dan Februari kita berhasil aman," ujar Budi dalam Seminar Sekolah Sespimti Polri Dikreg Ke-30 dan Sespimmen Polri Direg Ke-60.
Budi mengatakan, jika lonjakan kasus Covid-19 tidak terjadi pasca Natal dan Tahun Baru, keinginan Presiden Joko Widodo untuk mengubah pandemi menjadi endemi bisa tercapai.
Oleh karenanya, ia berharap seluruh pihak dapat bekerja sama untuk menekan kasus Covid-19 dengan mengurangi mobilitas.
***
Source | : | kompas,Youtube |
Penulis | : | Nabilah Hermawati |
Editor | : | Lena Astari |
Komentar