Awalnya, perjalanan Dadang menggunakan bus naas tersebut normal-normal saja.
Namun, kejanggalan mulai terasa ketika 300 meter sebelum mendekati Halte Transjakarta Cawang Ciliwung yang menjadi lokasi kecelakaan.
Saat itu sopir bus tidak tampak melakukan upaya pengereman.
Menurutnya, saat kejadian sekira pukul 08.30 WIB sopir bus terus melajukan kendaraan dalam keadaan kencang hingga menabrak bagian belakang armada Transjakarta lain yang sedang berhenti.
"Saya juga aneh, kok sudah 300 meter sebelum halte tapi bus enggak mengerem juga. Tiba-tiba bus yang saya naiki menabrak, dari belakang itu saya terpental ke bagian depan bus," ujarnya.
Dadang menuturkan usai tubuhnya terpental hingga jatuh itu dia sempat kesulitan untuk bangkit karena bagian dadanya terasa sesak dan kepalanya pusing.
Beruntung setelah beberapa saat mengumpulkan tenaga dia berhasil bangkit lalu keluar lewat pintu yang bagian kacanya pecah terdampak benturan bersama penumpang lain.
Source | : | Tribun Jakarta |
Penulis | : | Lena Astari |
Editor | : | Lena Astari |
Komentar