GridFame.id- Baru-baru ini Centers For Disease Control and Prevention (CDC) mengungkap bahwa vaksin Covid-19 sebenarnya sangat aman digunakan.
Bahkan lembaga ini merekomendasikan agar seseorang yang sudah menginjak umur 12 tahun ke atas untuk segera melakukan vaksinasi Covid-19 guna membantu melindungi diri dari Covid-19 dan komplikasi terkait yang berpotensi yang dapat terjadi.
Pihaknya mengatakan efek sampung yang mungkin terjadi telah dilaporkan ke bagian eksternal Sistem Pelaporan Kejadian Tidak Diinginkan Vaksin (vaccine adverse event reporting system/VAERS).
Laporan efek samping kepada VAERS setelah vaksinasi, termasuk kematian, tidak selalu berarti bahwa vaksin menyebabkan masalah kesehatan. Efek samping yang serius setelah vaksinasi Covid-19 jarang terjadi tetapi dapat terjadi," ungkap CDC, mengutip laman Satgas Penanganan Covid-19 (10/11/2021)
Namun, untuk kesadaran publik dan kepentingan transparansi, CDC memberikan lima informasi tentang efek sampung serius yang akan dirasakan oleh sebagian orang.
1. Anafilaksis
Anafilaksis atau suatu reaksi alergi berat yang terjadi secara tiba-tiba dan dapat menyebabkan kematian. Adapun beberapa gejala yang ditimbulkan yaitu ruam gatal, pembengkakan tenggorokan, dispnea, muntah, kepala terasa ringan, dan tekanan darah rendah.
Anafilaksis setelah vaksinasi Covi-19 jarang terjadi. Namun ada kasus yang terjadi di Amerika Serikat bahwa terjadi pada sekitar 2-5 orang per satu juta yang divaksinasi
Pada reaksi alergi yang parah, dapat terjadi setelah vaksinasi apa pun. Jika ini terjadi, penyedia vaksinasi dapat secara efektif dan segera mengobati reaksi tersebut.
2. Trombosis dengan Sindrom Trombositopenia (TTS)
Trombosis dengan TTS setelah vaksinasi Johnson & Johnson (J&J) atau yang dikenal vaksin Janssen juga diketahui jarang terjadi.
Lebih dari 15,2 juta dosis vaksin Janssen telah diberikan di Amerika Serikat per Selasa (13/10/2021).
CDC dan Food and Drug Administration (FDA) atau Badan Pengawas Obat dan Makanan AS mengidentifikasi 47 laporan berisi konfirmasi tentang orang-orang yang mendapatkan vaksin Janssen dan kemudian mengembangkan TTS.
Dari hasil identifikasi tersebut menyebutkan, wanita berusia 50 tahun ke bawah diharuskan lebih waspada terhadap risiko TTS meski jarang ditemukan.
Hingga saat ini, dua kasus TTS yang dikonfirmasi setelah vaksinasi messenger RNA (mRNA) telah dilaporkan ke Vaccine Adverse Event Reporting System (VAERS) atau Sistem Pelaporan Kejadian Tidak Diinginkan Vaksin.
3. Guillain-Barre Syndrome (GBS)
CDC dan FDA juga sedang memantau laporan Guillain-Barre Syndrome (GBS) pada orang yang telah menerima vaksin Janssen.
GBS merupakan kelainan langka yaitu kerusakan sel-sel saraf yang disebabkan sistem kekebalan tubuh.
Hal ini menyebabkan kelemahan otot dan terkadang kelumpuhan. Kebanyakan orang pulih sepenuhnya dari GBS, tetapi beberapa mengalami kerusakan saraf permanen.
Setelah lebih dari 15,2 juta dosis vaksin Janssen diberikan, ada sekitar 233 laporan awal GBS yang diidentifikasi di VAERS per Selasa (13/10/2021).
Kasus-kasus tersebut sebagian besar telah dilaporkan sekitar dua minggu pascavaksinasi. Sebagian besar kasus ini terjadi pada pria berusia 50 tahun ke atas.
CDC mengatakan, pihaknya akan terus memantau dan mengevaluasi laporan GBS yang terjadi setelah vaksinasi Covid-19 dan akan memperbaharui informasi.
4. Miokarditis dan pericarditis
Miokarditis atau peradangan dinding otot jantung dan perikarditis atau peradangan dari perikardium setelah vaksinasi Covid-19 juga merupakan kasus yang jarang terjadi.
Hingga Selasa (13/10/2021), VAERS telah menerima 1.638 laporan miokarditis dan perikarditis di antara orang berusia 30 tahun ke bawah yang menerima vaksin Covid-19.
Sebagian besar kasus telah dilaporkan setelah vaksinasi mRNA, terutama pada remaja pria dan dewasa muda.
Untuk diketahui, vaksin Pfizer-BioNTech atau Moderna merupakan vaksin berbasis mRNA .
Melalui tindak lanjut, termasuk tinjauan rekam medis, CDC dan FDA telah mengkonfirmasi 945 laporan tentang miokarditis atau pericarditis.
Kini, CDC sedang menyelidiki laporan tersebut untuk menilai apakah ada hubungan dengan vaksinasi Covid-19.
5. Laporan kematian setelah vaksinasi Covid-19
Untuk diketahui, lebih dari 408 juta dosis vaksin covid-19 diberikan di AS dari Senin (14/12/2021) hingga Senin (18/10/2021).
Selama waktu tersebut, VAERS menerima 8.878 laporan kematian atau 0,0022 persen di antara penerima vaksin Covid-19.
FDA mewajibkan penyedia layanan kesehatan untuk melaporkan kematian Apapun setelah vaksinasi Covid-19 kepada VAERS.
Meskipun belum jelas apakah vaksin itu penyebabnya. Perlu diketahui, laporan efek samping kepada VAERS setelah vaksinasi, termasuk kematian, tidak selalu berarti bahwa vaksin menyebabkan masalah kesehatan.
“Tinjauan informasi klinis yang tersedia, termasuk bukti kematian, autopsi, dan catatan medis belum menetapkan hubungan sebab akibat dengan vaksin Covid-19,” ujar CDC.
Namun, laporan terbaru menunjukkan hubungan kausal yang masuk akal antara vaksin Janssen dan TTS.
Hubungan tersebut menyebabkan efek samping yang jarang dan serius seperti pembekuan darah dengan trombosit rendah hingga menyebabkan kematian.
Source | : | covid-19.co.id |
Penulis | : | Nabilah Hermawati |
Editor | : | Lena Astari |
Komentar