GridFame.id- Kementerian Perdagangan (Kemendag) mengatakan minyak goreng subsidi kemasan sederhana Rp14.000 /liter sudah tersedia di lokasi tertentu pada akhir pekan ini.
Sebelumnya pemerintah mengumumkan telah menyiapkan 1.2 miliar liter minyak goreng subsidi untuk masyarakat.
Minyak goreng subsidi ini rencananya akan dijual seharga Rp.14.000, untuk mengurangi beban masyarakat di tengah melonjaknya harga bahan pokok ini.
“Harga sudah dipatok Rp14.000 per liter untuk 6 bulan dan dapat diperpanjang,” ujar Mendag Muhammad Luthfi.
Pada penyaluran minyak goreng subsidi akan dibantu oleh Kementerian BUMN. Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan ada 3.7 juta liter minyak goreng yang disediakan dalam operasi pasar hngga Mai 2022.
“BUMN melakukan operasi pasar, artinya kami melakukan intervenso di mana sampai bulan Mei 2022 kami akan melakukan intervensi sekitar 3.7 juta liter minyak goeng,” ucap Erick mengutip Kompas.
Baca Juga: Indomaret Bagi Minyak Goreng dan Gula Pasir Gratis hingga 28 Februari 2022 Ini Syaratnya
Mengutip dari laman PIHPS Nasional pada Rabu (12/11/2022) harga minyak goreng curah saat ini masuk di kisaran Rp12.000- Rp18.450 dengan rata-rata Rp18.700/liter
Sedangkan minyak goreng kemasan bermerk 1 ada di kisaran Rp18.350-Rp19.900 dengan rata-rata Rp20.950/liter
Minyak goreng kemasan sederhana Rp14.00 ini bisa didapatkan pada akhir pekan ini. Lantas dimanakah masyarakat bisa membelinya?
Direktur Jenderal Perdagangan dalam Negeri Kementerian Perdagangan Oke Nurwan mengatakan penyaluran minyak goreng akan dilakukan melalui pengecer di pasar rakyat, pasar modern dab e-commerce.
“Jadi siapapun boleh, mau e-commerce, pasar tradisional atau siapapun berhak (menjual minyak goreng murah),” ujar Oke.
Pemberian subsidi ini akan dilakukan pemerintah mulai awal tahun ini dan akan berlangsung selama 6 bulan ke depan dengan berbagai evaluasi untuk perpanjangan.
Baca Juga: Siap-siap! Minyak Goreng Murah Rp14.000 Akan Mulai Disalurkan ke Pasar Mulai Pekan Depan
Indikasi kartel minyak goreng
Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) menduga ada praktik kartel di balik meroketnya minyak goreng di Indonesia.
Ketua Pengurus Harian YLKI, Tulus Abadi, menyebutkan ada beberapa indikasi perilaku kartel di balik kenaikan harga minyak goreng di negara pengekspor sawit terbesar dunia ini.
"Saya curiga ada praktek kartel atau oligopoli. Dalam UU tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat," uajr Tulus
Kartel sendiri merujuk pada sekelompok produsen yang mendominasi pasar yang bekerja sama satu sama lain untuk meningkatkan keuntungan sebesar-besarnya dengan menaikan harga, sehingga pada akhirnya konsumen yang dirugikan
Indikasi kartel paling tampak dari lonjakan harga minyak goreng, lanjut Tulus, adalah kenaikan harga minyak secara serempak dalam waktu bersamaan.
Di sisi lain, selama ini minyak goreng yang beredar di pasaran juga dikuasai oleh segelintir perusahaan besar.
"Kalau kartel pengusaha bersepakat, bersekongkol menentukaBaca Juga: Promo AKHIR PEKAN Superindo Harga Minyak Goreng 2L Rp34 Ribuan Saja Potogan Harga 15-30 Persen
n harga yang sama sehingga tidak ada pilihan lain bagi konsumen," jelasnya
Source | : | kompas,tribun |
Penulis | : | Nabilah Hermawati |
Editor | : | Lena Astari |
Komentar