GridFame.id - Varian Omicron kini bak menjadi momok bagi masyarakat Indonesia.
Varian Omicron ini menurut penelitian penularannya sangat cepat dan mudah.
Dikutip dari Tribunnews.com yang melansir dari WHO, varian Omicron atau yang memiliki nama virus varian B.1.1.529 sudah terdeteksi sejak 26 November 2021.
Varian Omicron disebut-sebut memiliki risiko penularan lebih cepat.
Namun perawatan dan tingkat keparahannya dianggap lebih rendah.
Meski begitu jangan pernah anggap sepele karena semakin hari jumlah kasus pasien terinfeksi mamin meningkat.
Sebaiknya mulai waspada dan kenali betul-betul gejala apa saja yang biasa terjadi pada pasien positif Covid-19 varian omicron.
Simak di sini gejala omicron yang kerap muncul mulai dari tanpa gejala sama sekali sampai kritis.
Apa saja?
Baca Juga: Bukan Ivermectin Ini Rekomendasi Obat Covid-19 Untuk Semua Gejala yang Disetujui Organisasi Dokter
Kasus Covid-19 varian Omicron terus bertambah seiring meningkatnya kasus Covid-19 di Indonesia.
Pada akhir Januari (31 Januari 2022), total ada 2.980 kasus varian Omicron di Indonesia menurut Satgas.
Kasus didominasi dari pelaku perjalanan luar negeri, gejalanya disebut ringan jika dibanding dengan varian lainnya.
Gejala Omicron
Dilansir dari laman Kemenkes, 4 Februari 2022, gejala terinfeksi varian Omicron menurut Kementerian Kesehatan dibedakan menjadi 5, yaitu:
1. Tanpa gejala/asimtomatik
Asimtomatik adalah tidak ditemukan gejala klinis.
2. Gejala ringan
Adapun yang dimaksud gejala ringan, yaitu pasien dengan gejala tanpa ada bukti pneumonia virus atau tanpa hipoksia, frekuensi napas 12-20 kali per menit dan saturasi oksigen lebih dari 95 persen.
Gejala umum yang muncul seperti:
- Demam
- Batuk
- Kelelahan
- Kehilangan nafsu makan
- Napas pendek
- Mialgia
- Nyeri tulang.
Gejala tidak spesifik lainnya seperti:
- Sakit tenggorokan
- Kongesti hidung
- Sakit kepala
- Diare
- Mual dan muntah
- Hilang penciuman (anosmia) atau hilang pengecapan (ageusia).
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Nindy Nurry Pangesti |
Editor | : | Nindy Nurry Pangesti |
Komentar