Lebih lanjut, menurutnya aksi mogok produksi merupajan upaya terakhir dari pengrajin akan mahalnya harga kedelai.
“Sistem mogok kami ini bukan demo. Tapi kami hanya berhenti produksi selama tuga hari terus tidak berjualan di pasaran. Sehingga tidak ada cerita turun ke jalan atau bentrok-bentrokan,” jelasnya.
Sebelumnya Menteri Perdagangan, Muhammad Luthfi sempat mengakui bahwa 80 persen kebutuhan kedelai dalam negeri berasal dari impor.
Namun, saat ini pasokan kedelai impor terganggu karena adanya pengaruh cuaca, dan juga badai La Nina di Amerika Selatan serta melonjaknya permintaan di Tiongkok.
Jika dilihat kualitas kedelai lokal jauh lebih baik daripada kedelai impor. Tetapi sayangnya kedelai lokal pun tak didukung kualitas pasca panen yang baik.
Sampai sekarang, pengrajin tahu tempe di sejumlah daerah masih mengeluhkan mahalnya komoditi kedelai di pasaran.
Bahkan beberapa ada yang mensiasati dengan mengecilkan ukuran produk hingga pengurangan karyawan.
Baca Juga: Minyak Goreng Belum Turun, Kini Tahu Tempe Diprediksi Naik Harga di 2022 Karena Hal Ini
Source | : | Kompas TV,kontan |
Penulis | : | Nabilah Hermawati |
Editor | : | Nindy Nurry Pangesti |
Komentar