GridFame.id- Masyarakat bersiap tahu tempe se-Jawa kabarnya akan menghilang mulai minggu depan.
Ini diakibatkan karena naiknya harga kacang kedelai impor di pasaran yang mencapai Rp12 ribu per kilogram membuat pengrajin menjerit.
Dengan begitu pedagang tahu tempe dalam negeri akhirnya memutuskan untuk mengurangi semengtara stok harian tahu-tempe selama tiga hari
Mengutip KompasTV (19/2) seperti halnya harga kacang kedelai di Gorontalo, 2 pekan terakhir harga kacang kedelai yang sebelumnya hanya Rp9 ribu kini naik menjadi Rp11.400 per kg.
Belum lagi ditambah ongkos produksi melejit, membuat omset penjualan menurun drastis bahkan merugi.
Imbas kenaikan harga kedelai, para produsen tahu tempe se-Indonesia akan kompak mogok produksi pada 21-23 Februari 2022.
Baca Juga: Minyak Goreng Belum Turun, Kini Tahu Tempe Diprediksi Naik Harga di 2022 Karena Hal Ini
Aksi mogok produsen tahu tempe iini akan berlaku untuk seluruh pengrajin se-Jawa mulai 21 Februari 2022.
Ketua umum gabungan koeprasi Produsen Tahu Tempe Indonesia (Gakoptindo) Aip Syaifuddin mengatakan , sebelumnya, pengrajin tahu tempe yang akan melakukan aksi hanya mereka (pengrajin ) area Jabodetabek dan Jawa Barat.
Namun ternyata, aksi ini akan dilakukan juga di daerah lain seperti Bandung, Bogor, Banten, Jabar, Jateng dan Jatim yang menyampaikan keinginan yang sama.
“Sehingga bisa dibiang (pengrajin tahu tempe0 seluruh jawa akan mogok produksi,” ujar Aib dalam diskusi media daring (17/2)
Aib mengatakan aksi yang dilakukan ini bukan demo yang rusuh sampai turun ke jalanan, melainkan hanya berhenti produksi sementara.
Lebih lanjut, menurutnya aksi mogok produksi merupajan upaya terakhir dari pengrajin akan mahalnya harga kedelai.
“Sistem mogok kami ini bukan demo. Tapi kami hanya berhenti produksi selama tuga hari terus tidak berjualan di pasaran. Sehingga tidak ada cerita turun ke jalan atau bentrok-bentrokan,” jelasnya.
Sebelumnya Menteri Perdagangan, Muhammad Luthfi sempat mengakui bahwa 80 persen kebutuhan kedelai dalam negeri berasal dari impor.
Namun, saat ini pasokan kedelai impor terganggu karena adanya pengaruh cuaca, dan juga badai La Nina di Amerika Selatan serta melonjaknya permintaan di Tiongkok.
Jika dilihat kualitas kedelai lokal jauh lebih baik daripada kedelai impor. Tetapi sayangnya kedelai lokal pun tak didukung kualitas pasca panen yang baik.
Sampai sekarang, pengrajin tahu tempe di sejumlah daerah masih mengeluhkan mahalnya komoditi kedelai di pasaran.
Bahkan beberapa ada yang mensiasati dengan mengecilkan ukuran produk hingga pengurangan karyawan.
Baca Juga: Minyak Goreng Belum Turun, Kini Tahu Tempe Diprediksi Naik Harga di 2022 Karena Hal Ini
Source | : | Kompas TV,kontan |
Penulis | : | Nabilah Hermawati |
Editor | : | Nindy Nurry Pangesti |
Komentar