Lewat publikasi yang berasal dari 50 penulis itu, dia berhasil mengungkap 49 kasus terminal lucidity. Sejak publikasi itu, Nahm sudah merilis makalah laporan kasus terminal lucidity. Salah satunya yang terjadi pada Anna Katharina Ehmer, dipublikasikan di jurnal Death and Dying pada 1 Februari 2014.
Dalam publikasi itu, dokter melaporkan bahwa Ehmer menyanyikan lagu-lagu kematian setengah jam sebelum kematian benar-benar menjemputnya. Menurut Nahm, perilaku itu juga kerap dijumpai pada orang lain yang akan meninggal.
Apa yang memicu "terminal lucidity"? sampai saat ini, pemicunya masih misteri. Nahm masih menggugah kesadaran banyak peneliti untuk menaruh perhatian pada soal itu.
Pada pasien yang mengalami tumor otak, kata Nahm seperti dalam tulisan Peskin di New York Times 11 Juli 2017 lalu, terminal lucidity bisa dipicu oleh penyusutan otak yang berakibat pada pikiran yang lebih jernih.
Tapi, pada penyakit ginjal, jantung, atau orang sehat, penyebabnya belum diketahui.
Nahm mengatakan, penelitian pada terminal lucidity bermanfaat secara medis maupun bagi keluarga yang ditinggalkan. Mereka bisa lebih siap menghadapi kematian orang yang dicintainya, dikutip dari Kompas.com.
Source | : | tribunnews,kompas |
Penulis | : | Miya Dinata |
Editor | : | Miya Dinata |
Komentar