GridFame.id - Presiden Rusia Vladimir Putin dalam pidatonya pada Kamis (24/02) pagi, mengumumkan operasi militer di Ukraina.
Putin mengatakan tindakan itu datang sebagai tanggapan atas ancaman yang dia klaim datang dari Ukraina.
Pada Senin (21/2/2022) Putin dikabarkan hanya mengakui dua wilayah Ukraina sehingga menyebabkan konflik ini semakin memanas.
Pejabat senior AS mengklaim, dua wilayah yang diakui Rusia hanya Republik Rakyat Donetsk (DPR) dan Republik Rakyat Lugansk (LPR), yang sudah sejak lama memang didukung Rusia.
Selain itu, pasukan Rusia diyakini akan bergerak ke Donbas, salah satu wilayah konflik yang ingin memisahkan diri, paling lama Selasa ini.
Potensi perang diantara kedua negara jelas akan memberi dampak pada berbagai sektor di dunia, khususnya harga minyak.
Dilansir dari Reuters, minyak mentah Brent pada perdagangan Selasa (22/2/2022) pagi sempat naik menyentuh US$ 97,16 per barel.
Sementara jenis light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) harganya melesat menjadi US$ 94,00 per barel.
Lantas, apa dampaknya terhadap Indonesia?
Baca Juga: Vaksin Booster Belum Tercukupi Kini Pemerintah Wacanakan Dosis Keempat
Indonesia merupakan salah satu negara yang mengimpor Liquefied Petroleum Gas (LPG).
Dilansir dari berbagai sumber, mantan Gubernur Indonesia untuk Organisasi Negara-Negara Pengekspor Minyak (OPEC) Widhyawan Prawiraatmadja mengatakan situasi yang memanas diantara kubu NATO dan Rusia memberi dampak negatif pada Indonesia.
Source | : | Kompas.com,Reuters |
Penulis | : | Lena Astari |
Editor | : | Lena Astari |
Komentar