GridFame.id - Angelina Sondakh sempat terjerat kasus korupsi dan harus menerima hukuman 10 tahun penjara.
Pada 3 Maret 2022, mantan politisi ini akhirnya menghirup udara bebas pasca satu dekade mendekam di penjara.
Selama di penjara, Angie ternyata mendapat banyak hidayah dan juga sahabat baru sesama napi.
Bahkan, Angie nampak berulang kali menyebut nama teman-temannya di dalam penjara, lo.
Namun, Angie justru mengaku trauma dengan 1 hal ini.
Ia sampai ketakutan tiap kali dengar soal 1 hal ini.
Angelina Sondakh Ngaku Trauma
Kepada ayah tercintanya, Lucky Sondakh, Angelina Sondakh menyebut menerima perlakuan beda dari teman-teman politisinya pasca ia masuk penjara.
Padahal dulu, mereka sangat getol mendekati mantan Putri Indonesia 2001 yang banting setir dari seorang artis menjadi politikus dan anggota DPR.
Usaha pun berhasil, Angelina Sondakh terpilih sebagai anggota DPR RI periode 2004–2009 dan 2009–2014 dari Partai Demokrat.
Namun, di tahun 2012, Angelina Sondakh harus berurusan dengan hukum dan menjadi tersangka kasus suap wisma atlet SEA Games.
Hukuman untuk Angelina Sondakh akibat kasus korupsi ini tergolong paling lama dan berat, yakni dipenjara 10 tahun.
Mendekam di penjara selama 10 tahun, Angelina Sondakh mengaku merasakan perbedaan mencolok dari rekan-rekan politisinya.
"Jadi yang awalnya dulu sebelum masuk penjara, banyak yang cari. Tapi ketika masuk penjara, orang-orang tuh sudah mulai berkurang, habis-habis," ungkap Angie sambil menangis terisak, dikutip TribunnewsBogor.com dari Youtube Keema Entertainment.
"Banyak teman-teman saya langsung pergi meninggalkan saya. Banyak orang dateng, pas setahun pertama masih jenguk lalu tiba-tiba menghilang," tambahnya.
Bahkan ada isu jangan dekati Angelina Sondakh, kalau tidak ingin ikut terseret.
"Kita maklumin bahasa orang-orang takut ngerembet ah, takut diikutin," ucap Angie.
Mendengar cerita sang putri, Lucky Sondakh pun memberikan nasihat.
Menurut ayah Angelina Sondakh yang juga seorang profesor, tidak ada yang namanya teman sejati dalam dunia politik.
"Machiavelli bapak ilmu politik mengatakan, dalam politik, tidak ada saudara persahabatan yang abadi, yang ada cuma kepentingan," papar Lucky Sondakh.
Lanjut Lucky Sondakh, rekan-rekan politisi itu hanya mengekspolitasi putrinya, Angelina Sondakh.
Begitu kepentingan tercapai, Angelina Sondakh pun dengan mudah akan didepak.
"Pada waktu kepentingan mereka sudah terpenuhi dengan menyudutkan kamu, dan mengeksploitasi kamu, itu tidak ada yang namanya persahabatan," papar Lucky Sondakh.
Bahkan, Lucky Sondakh mengingatkan Angie, kalau di dunia politik itu banyak 'serigala berbulu domba'.
"Dalam politik itu, anda berhadapan dengan para serigala berbulu domba. Teman, bos katanya mau promosiin kamu, tapi bisa-bisa dia memakan dan menghancurkan kamu," paparnya.
Mendengar ucapan ayahnya, Angelina Sondakh pun mengaku ogah masuk dunia politik lagi.
"Makanya Angie udah gak mau lagi dad, masuk politik. Angie sekarang cuma mau dengerin nasihat dari daddy, gak mau ke politik," ucap Angelina Sondakh sambil menangis tersedu-sedu.
Bahkan, Angelina Sondakh mengaku trauma setiap mendengar kata politik.
Mantan istri mendiang Adjie Massaid ini ingin mengubur dalam-dalam masa lalunya yan berkaitan dengan politik.
"Kalau ngomongin politik itu kayaknya masih ada rasa sedikit trauma. Politik itu bikin hati sama masa lalu itu udahlah Angie mau kubur. Angie mau cari jalan lain yang lebih baik," paparnya.
Ibunda Keanu Massaid ini mengaku mendapat hidayah atas kasusnya.
"Apapun yang Angie lakukan, apapun perbuatan orang ke Angie, Angie merasa 10 tahun ini mendapat hidayah, mendapat hikmah luar biasa. Angie gak mau lagi kesitu," ucap Angelina Sondakh.
Kepada putrinya, Lucky Sondakh memberikan nasihat lainnya.
"Ubah rumus politik itu, tidak ada kepentingn politik yang abadi. Yang abadi adalah kecintaan yang tulus dari kami terhadap anak kami,"
"Musuh pun kita kasihi, apalagi putri tercinta," pungkas Lucky Sondakh.
Artikel ini telah tayang di Sripoku.com dengan judul TANGIS Angelina Sondakh Pecah, Satu Persatu Teman Dekat Menghilang, Srigala Berbulu Domba
Penulis | : | Virny Apriliyanty |
Editor | : | Virny Apriliyanty |
Komentar