GridFame.id - Apa yang akan terjadi pada mantan pasien Covid-19 setelah dinyatakan negatif?
Survei yang dilakukan World Health Organization (WHO) pada September 2020 menyebutkan 35 persen pasien yang dinyatakan sembuh dari Covid-19 mengaku tidak kembali ke kondisi fisik yang optimal.
Sejumlah keluhan kesehatan muncul bahkan ketika setelah dinyatakan sembuh dari infeksi Covid-19.
Kondisi ini sering terjadi di beberapa pasien yang sempat terpapar Covid-19 dan dikenal dengan sebutan ‘Long Covid’.
Peningkatan kasus terkait long Covid membuktikan bahwa virus ini berdampak nyata pada kondisi kesehatan seseorang jangka panjang.
Durasinya beragam, ada yang merasakan shitungan minggu sampai beberapa bulan kedepan.
Long Covid Syndrome atau keluhan berkepanjangan pasca terinfeksi Covid-19 juga terus mengantui para penyintas.
Ada beberapa gejala yang ditunjukkan sebagai pertanda mengalami Long Covid Syndrome.
Benarkah rambut rontok parah jadi salah satunya? Simak di sini.
Baca Juga: Duh, Sembuh Dari Covid-19 Malah Berisiko Rentan Alami Diabates Terutama Anak-anak, Benarkah?
Gejala seperti batuk, sesak napas, pusing, termasuk hilang kemampuan untuk mengecap dan mencium merupakan tanda paling umum dari infeksi Covid-19.
Tapi sejumlah pasien yang sempat dirawat karena positif Covid-19 memberi pengakuan yang mengejutkan sebab mereka mengalami kerontokan rambut.
Pasien mendapati rambutnya rontok setelah beberapa bulan dipulangkan usai menjalani perawatan di rumah sakit.
Hal ini juga dibenarkan oleh Institute of Trichologists (IoT) Inggris yang menyebut sekitar 79 persen anggotanya melihat kasus kerontokan rambut pascasembuh dari Covid-19 di kliniknya.
Menurut para ahli, kasus kerontokan rambut merupakan gejala tidak langsung usai pasien sembuh dari Covid-19.
“Kerontokan rambut yang terjadi setelah infeksi Covid-19 terjadi karena peradangan yang terlalu aktif di dalam tubuh.”
Demikian dikatakan Alexis Young, dokter kulit dari Hackensack University Medical Center.
"Peradangan, bukan virus itu sendiri, yang dapat menyebabkan perubahan dalam siklus rambut," ujar dia.
Saat bahan kimia di tubuh seseorang meningkat untuk melawan infeksi, ini dapat mengakibatkan rambut beralih dari fase pertumbuhan ke fase kerontokan sebelum waktunya.
Baca Juga: Berikut Daftar Buah-buahan yang Bisa Membantu Mempercepat Pemulihan Pasien Covid-19
“Rambut rontok setelah situasi stres bukanlah hal yang aneh,” tambah Young.
Kasus kerontokan rambut usai sembuh dari Covid-19 disebutnya berbeda dari pengamatannya.
Sebab selama ini yang diketahui Young, kerontokan rambut terjadi setelah orang-orang melahirkan, operasi besar, atau mengalai peristiwa yang membuat stres.
"Tapi, kali ini yang kami sekarang lihat adalah hasil yang sama setelah infeksi Covid-19 pada beberapa orang," ungkap Young.
Kapan kerontokan rambut mulai terlihat?
Young menyampaikan, kerontokan rambut biasanya dimulai 2-3 bulan setelah infeksi Covid-19 awal atau sekitar 50-60 hari setelah didiagnosis.
“Berapa lama itu berlangsung akan bervariasi dari pasien ke pasien, tetapi biasanya dibutuhkan 6-9 bulan sebelum rambut mulai tumbuh kembali," imbuhnya.
Namun, lanjut Young, pertumbuhan rambut secara penuh bisa memakan waktu hingga 18 bulan.
Dia menyarankan orang-orang yang rambutnya rontok usai terinfeksi Covid-19 untuk tidak stres memikirkannya.
Baca Juga: Terungkap Berikut Gejala Long Covid-19 yang Paling Dikeluhkan Pasien yang Telah Sembuh
Rambut bisa tumbuh kembali
Kendati membutuhkan waktu lama, kabar baiknya adalah tanpa perawatan apa pun rambut bisa tumbuh secara penuh.
Tidak hanya itu, rambut juga dapat tumbuh kembali dengan sendirinya, hal ini dapat dibantu dengan menjaga pola makan yang sehat karena tubuh membutuhkan vitamin dan mineral untuk menumbuhkan rambut.
Penting juga untuk diingat agar mengurangi jumlah stres dalam hidup sebab hal ini dapat menyebabkan peradangan dan memicu lebih banyak kerontokan.
Beberapa pasien Young menggunakan minoxidil topikal, bahan aktif yang ditemukan di Rogaine tetapi itu pun membutuhkan waktu hingga sembilan bulan untuk memulai dan lebih efektif melawan kerontokan rambut karena faktor usia.
Di sisi lain, walau ada anggapan biotin dapat menumbuhkan rambut, Young menyebut tidak ada data yang menunjukkan efektivitas dari obat ini.
"Dalam kasus yang jarang terjadi, telah terbukti membantu, tetapi hanya jika kita memiliki kekurangan biotin, yang tidak umum karena sudah tersedia di sebagian besar makanan,” ungkap dia.
Jika orang-orang ingin mengasup biotin caranya cukup mengonsumsi daging, ikan, biji-bijian, kacang-kacangan, dan ubi jalar, dan bayam.
Sementara itu, menurut National Institutes of Health, sebutir telur yang dimasak menyediakan 10 mikrogram biotin per porsi, kandungan sebesar itu merupakan 33 persen dari jumlah harian yang direkomendasikan.
Baca Juga: Begini Cara Mudah dan Cepat Mengatasi Badan yang Pegal Linu Ketika Terkena Covid-19
Artikel Ini Telah Tayang Sebelumnya di Kompas.com dengan Judul "Infeksi Covid-19 Memicu Rambut Rontok, Benarkah?"
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Nindy Nurry Pangesti |
Editor | : | Nindy Nurry Pangesti |
Komentar