Salah satu cerita yang merebak adalah kisruh antara pihak keluarga, terutama anak-anak mendiang Suzanna dengan suami Suzanna sendiri yaitu Clift Sangra. Seperti yang diketahui, Suzanna meninggal dua hari usai hari ulang tahunnya yang ke-66, pada hari Rabu, 15 Oktober 2008 sekitar pukul 23.15 WIB di Magelang.
Jenazahnya dimakamkan di TPU Giriloyo esok harinya pukul 09.30 WIB tanpa upacara besar.
Anehnya, anak kandung, keluarga besar Suzanna dan keluarga besar mantan suami Suzanna sebelum Clift Sangra tak mengetahui kematiannya sama sekali. Dokter pribadinya, dr Mia Pramudianti dan suaminya dr Hasman Budiono sempat melakukan visum et repertum guna memastikan Suzanna telah meninggal dunia.
Kematian tersebut memicu perdebatan antara sang suami, Clift Sangra dengan anak kandung Suzzanna, Kiki Maria. Dikutip dari Tribun Bali, masalah warisan itu juga sempat menimbukan isu Clift merencanakan pembunuhan Suzana dengan menyewa pembunuh bayaran dan memberi imbalan sebesar Rp 50 juta.
Dikutip Grid.ID dari Antaranews.com, tiga Asisten Rumah Tangga (ART) Suzzanna dalam persidangan di Pengadilan Negeri Kota Magelang, Senin (6 Maret 2006), mengaku disuruh terdakwa Clift Andre Natalia atau Clift Sangra untuk membunuh Suzzanna yang saat itu berstatus sebagai istri Clift sendiri.
Pengakuan itu disampaikan secara bergantian oleh Yusman, Wahyu Rifai dan Bayu Ponco Nugroho dalam sidang lanjutan kasus penganiayaan terhadap suami Kiki Maria, Abriyarso Priharto Boyoh, dikutip dari Wiken.id.
Sayangnya, hingga kini misteri kematian Suzanna tetap belum terjawab.
Kematian Suzanna sangat mendadak
Ketika hari kematian, Clift sempat mengatakan Suzanna meninggal dunia tiba-tiba setelah minum susu malam hari.
Kapolresta Magelang, AKP Purwanto Har Widodo lalu mengonfirmasi kalau kematian Suzanna wajar. Ia mengonfirmasi hal tersebut berdasarkan surat keterangan dokter pribadi Clift yang menyatakan Suzanna meninggal karena penyakit diabetes yang dideritanya, dikutip dari Tribunnews.
Sebenarnya Bolehkan Penderita Diabetes Minum Susu?
Susu mengandung karbohidrat, protein, lemak, sampai kalsium yang dapat berguna bagi tubuh. Namun, beberapa kondisi kesehatan tidak disarankan mengonsumsi susu dan produk turunannya. Lantas, bagaimana dengan penderita diabetes?
Apakah boleh mengonsumsi susu, terutama jenis full cream atau susu dengan kandungan lemak tinggi? Sebelum membahas susu untuk penderita diabetes, ada baiknya Anda lebih dulu mengenal riset dan kandungan susu.
Melansir Medical News Today, beberapa penelitian ilmiah berupaya mengungkap, minum susu dapat mengurangi risiko diabetes tipe 2. Studi pada 2011 meriset 82.000 wanita yang sudah menopause dan bukan pengidap diabetes.
Setelah 8 tahun, para peneliti menyimpulkan responden yang rutin mengonsumsi produk susu rendah lemak, terutama yang mengalami obesitas, risiko diabetesnya lebih rendah. Studi lain pada 2011, yang diterbitkan di American Journal of Clinical Nutrition, melacak hubungan antara kebiasaan minum susu saat remaja dan risiko terkena diabetes tipe 2 saat dewasa.
Riset lain pada 2014, para peneliti di Swedia menyimpulkan tidak semua lemak berbahaya bagi kesehatan. Salah satunya lemak dalam susu full cream.
Jenis Susu untuk Penderita Diabetes
Tingginya kadar karbohidrat dalam segelas susu full cream perlu diperhatikan penderita diabetes.
Karbohidrat mengambil bentuk laktosa dalam susu.
Source | : | tribunnews,kompas,Wiken |
Penulis | : | Miya Dinata |
Editor | : | Miya Dinata |
Komentar