GridFame.id - Mahalnya harga minyak goreng beberapa bulan terakhir masih menjadi topik hangat masyarakat.
Kelangkaan terjadi saat pemerintah menetapkan harga minyak 14 ribu per liter.
Namun saat HET ditentukan dengan harga 47 ribu per 2 liter, seketika stok minyak berlimpah.
Tak pelak hal ini membuat ibu-ibu pusing tujuh keliling dengan mahalnya harga minyak goreng.
Apalagi sebentar lagi memasuki bulan puasa di mana mengonsumsi gorengan seolah menjadu keharusan.
Di saat yang bersamaan, penjualan air fryer pun mengalami peningkatan drastis.
Selama ini dianggap lebih sehat karena bebas lemak jahat, ternyata tak banyak yang tahu penggunaan air fryer juga bisa berbahaya.
Bahkan dampak buruknya untuk kesehatan perlu diwaspadai.
Waduh, apa bahaya penggunaan air fryer?
Metode memasak dengan air fryer kerap dikaitkan sebagai cara sehat untuk menggantikan memasak dengan minyak goreng.
Tapi apakah sudah yakin menggoreng makanan dengan air fryer akan lebih sehat dan tanpa risiko?
Makanan yang digoreng dengan air fryer diketahui memiliki kandungan lemak yang lebih rendah ketimbang dimasak menggunakan minyak goreng.
Melihat hal ini, tentu makanan tersebut mungkin lebih menyehatkan. Namun bukan berarti memasak dengan air fryer tidak memiliki risiko.
Para ahli telah menunjukkan risiko toksisitas hingga penyebab kanker ketika memasak dengan air fryer.
Sebagaimana dilansir Medical News Today, cara kerja air fryer terbilang mirip dengan oven atau pemanggang.
Alat ini bekerja mengandalkan tenaga listrik untuk menciptakan dan menyebarkan panas di ruang udara yang menyelimuti seluruh bagian makanan.
Tak heran, proses pemasakan ini dapat membuat makanan lebih cepat matang dan bertekstur renyah tanpa menggunakan atau dengan sedikit minyak saja.
Seperti banyak metode masak lainnya, air fryer dapat memicu reaksi kimia yang disebut efek maillard.
Baca Juga: Pantau Harga Minyak Goreng Jelang Ramadhan 2022, Masih Aman?
Maillard adalah semacam reaksi non enzimatis akibat panas yang efeknya dapat mengubah warna, aroma dan rasa makanan.
Akibat suhu panas yang tinggi saat memasak itu, air fryer juga dapat mengembangkan pembentukan senyawa akrilamida.
Senyawa tersebut berkaitan dengan beberapa risiko kanker seperti endometrium, ovarium, pankreas, payudara hingga kanker esofagus.
Memasak dengan air fryer tidak hanya memicu akrilamida, tetapi juga senyawa hidrokarbon aromatik polisiklik dan amina heterosiklik yang tercipta dari semua pemasakan daging dengan suhu tinggi.
Menurut National Cancer Institute, dua senyawa tersebut memiliki hubungan dengan risiko kanker.
Metode memasak dengan air fryer memang dapat membuat makanan yang digoreng menjadi lebih rendah lemak.
Tapi, para ahli justru menyarankan untuk lebih banyak mengonsumsi makanan utuh seperti biji-bijian, sayuran dan buah, serta membatasi asupan gorengan.
Menggoreng makanan dengan alat apa pun, tetap saja namanya "gorengan" dan tetap ada risiko yang ditimbulkan.
Meski dengan alat ini risikonya lebih kecil ketimbang memasak dengan minyak goreng, bukan berarti menggoreng dengan air fryer menjamin diet yang sehat.
Artikel Ini Telah Tayang Sebelumnya di Kompas.com dengan Judul "Risiko Memasak dengan Air Fryer, Sudah Tahu?"
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Nindy Nurry Pangesti |
Editor | : | Nindy Nurry Pangesti |
Komentar