Makanya sering disebut silent killer (pembunuh senyap)," kata dr Aditya Kusuma selaku Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi dari Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA) Bunda.
Dalam diskusi daring bertajuk Webinar Roche: Deteksi Dini Preeklamsia untuk Kurangi Risiko Kematian Ibu dan Janin, Aditya mengatakan, ada banyak pasien ibu hamil yang merasa tidak ada masalah atau keluhan apapun selama mengandung, termasuk soal pengecekan tekanan darah saat berkonsultasi dengan dokter.
Aditya bercerita, ada ibu hamil yang hasil tensinya terakhir bagus, tetapi ternyata ketika dilakukan pengecekan biomarker diketahui protein dalam urinenya tinggi, yang menandakan ibu hamil itu mengalam preeklamsia.
Pada orang dengan kondisi normal, urine yang dihasilkan pasti tidak ada kandungan proteinnya.
Dengan kondisi tersebut, tenaga medis seringkali sulit mengambil keputusan yang tepat di waktu yang tepat, sehingga meningkatkan prevalensi kematian ibu dan janin akibat preeklamsia.
"Sering juga menjadi pertimbangan para dokter, kapan waktu yang tepat (untuk ibu preeklamsia melahirkan) apakah saat ini atau bisa kita tunda, dalam artian untuk memberi waktu bayi (dalam janin) memiliki perkembangan organ yang lebih baik," ujarnya.
Sementara di lain sisi, kata dia, pertimbangan menunda kelahiran juga sangat berisiko pada ibu dan bayi nantinya.
Oleh karena itu, penting bagi ibu hamil untuk rutin melakukan pemeriksaan dini dan juga mencurigai risiko preeklamsia ketika ada beberapa gejala muncul.
Gejala preeklamsia
Dalam pemaparannya, Aditya menjelaskan, gejala-gejala preeklamsia tidak dirasakan pada awal kehamilan dan baru terlihat saat memasuki usia kehamilan 20 minggu.
Sehingga, banyak ibu hamil yang terlambat mendapatkan penanganan yang tepat, karena baru diketahui ketika kondisi preeklamsia yang dimiliki sudah membahayakan ibu dan janin.
Preeklamsia memiliki berbagai risiko bagi ibu dan janin dalam jangka pendek ataupun panjang, misalnya persalinan prematur, berat badan bayi rendah saat lahir, placenta abruption, kejang yang dapat berkembang menjadi eklamsia, bahkan berpotensi mengakibatkan kematian.
Berikut beberapa gejala yang patut dicurigai ibu hamil mengalami preeklamsia.
Source | : | kompas |
Penulis | : | Miya Dinata |
Editor | : | Miya Dinata |
Komentar