Baca Juga: Sudah Ditakuti, Ternyata Hanya Segini Keganasan Deltacron, Tak Perlu Vaksin Keempat?
Untuk penerima vaksin primer Pfizer, maka dapat diberikan booster dengan menggunakan vaksin antara lain: Pfizer dosis penuh (0,3 ml), Moderna separuh dosis (0,25 ml), dan AstraZeneca dosis penuh (0,5 ml).
Untuk penerima vaksin primer Moderna, maka dapat diberikan booster dengan menggunakan vaksin yang sama dengan separuh dosis (0,25 ml).
Untuk penerima vaksin primer Janssen (J&J), maka dapat diberikan booster dengan menggunakan vaksin Moderna separuh dosis (0,25 ml).
Untuk penerima vaksin primer Sinopharm, maka dapat diberikan booster dengan menggunakan vaksin yang sama dengan dosis penuh (0,5 ml).
Jenis vaksin booster
Dilansir dari Kompas.com (24/01/2022), Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) telah menerbitkan izin penggunaan darurat atau emergency use authorization (EUA) pada lima jenis vaksin.
Berikut adalah kelima jenis vaksin booster:
Sinovac
Pfizer
AstraZeneca
Moderna
Zifivax
Efek samping vaksin booster
Ketika vaksin masuk ke dalam tubuh, tidak dipungkiri akan muncul efek samping atau kejadian ikutan pasca-imunitas (KIPI) setelah pemberian booster.
Namun, adanya KIPI dinilai wajar oleh para ahli dan akan meredam dalam beberapa waktu.
Baca Juga: Bukan Hanya vaksin Dua Kali Kategori Ini Juga Bebas dari Syarat PCR hingga Antigen
Berikut ini efek samping dari vaksin booster:
1. Sinovac
Vaksin CoronaVac atau vaksin Covid-19 Bio Farma merupakan salah satu vaksin yang dijadikan vaksin booster oleh pemerintah.
Sinovac merupakan vaksin homolog atau diberikan kepada penerima vaksin primer dosis pertama dan kedua Sinovac.
Disuntikkan sebanyak satu dosis booster dengan waktu minimal setelah 6 bulan setelah vaksinasi kedua.
Efek sampingnya, yakni terjadinya reaksi nyeri di lokasi suntikan dengan tingkat keparahan grade satu atau dua.
2. Pfizer
Vaksin Comirnaty dari Pfizer diberikan sebagai dosis lanjutan sebagai homolog dan heterolog.
Untuk penerima vaksin Pfizer pada vaksinasi primer lengkap Pfizer maka akan diberikan sebanyak satu dosis setelah 6 bulan dari waktu vaksinasi dosis kedua.
Sementara untuk heterolog, vaksin Pfizer dapat diberikan untuk vaksin primer Sinovac dan AstraZeneca, dengan dosis setengah.
Efek sampingnya sebagai berikut:
- Nyeri otot
- Demam
- Nyeri sendi
3. AstraZeneca
Vaksin AstraZeneca diberikan sebagai dosis lanjutan sebagai homolog dan heterolog.
Untuk penerima vaksin AstaZeneca pada vaksinasi primer lengkap AstaZeneca maka akan diberikan sebanyak satu dosis setelah 6 bulan dari waktu vaksinasi dosis kedua.
Sementara itu untuk heterolog, vaksin AstraZeneca dapat diberikan untuk vaksin primer Sinovac dan Pfizer, dengan dosis setengah.
Baca Juga: Bukan Hanya vaksin Dua Kali Kategori Ini Juga Bebas dari Syarat PCR hingga Antigen
Efek sampingnya sebagai berikut:
- Nyeri di lokasi suntikan
- Kemerahan
- Gatal
- Pembengkakan
- Kelelahan
- Sakit kepala
- Meriang
- Mual
4. Moderna
Vaksin Moderna diberikan sebagai dosis lanjutan sebagai homolog dan heterolog.
Untuk penerima vaksin Moderna pada vaksinasi primer lengkap Moderna maka akan diberikan sebanyak satu dosis setelah 6 bulan dari waktu vaksinasi dosis kedua.
Sementara itu, untuk heterolog, vaksin Moderna dapat diberikan kepada penerima vaksin AstraZeneca, Pfizer dan Janssen (J&J).
Efek sampingnya sebagai berikut:
- Lemas
- Sakit kepala
- Menggigil
- Demam
- Mual
5. Zifivax
Vaksin Zififax dapat diberikan dosis penuh sebagai booster heterolog untuk vaksin primer Sinovac dan Sinopharm.
Efek sampingnya sebagai berikut:
- Timbul nyeri di tempat suntikan
- Sakit kepala
- Kelelahan
- Demam
- Nyeri otot (myalgia)
- Batuk
- Mual
- Diare dengan tingkat keparahan grade satu dan dua.
Baca Juga: Kapan Penyintas Covid-19 Bisa Dapat Vaksin Booster? Ini Kata Kemenkes
Artikel Ini Telah Tayang Sebelumnya di Kompas.com dengan Judul "Vaksin Booster Jadi Syarat Mudik, Ini Jenis Vaksin Booster dan Berbagai Efek Sampingnya"
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Nindy Nurry Pangesti |
Editor | : | Nindy Nurry Pangesti |
Komentar