"Awalnya menawarkan passive income, artinya kita hanya deposito uang. Tidak langsung secara uang sih, jadi kita diarahkan untuk membeli koin TRH, kemudian koin TRH tersebut didepositokan.
"Dari deposito tersebut, ada bonus harian berupa koin juga yang kita terima setiap hari," terangnya dilansir dari Tribunnews.com.
Kemudian, hasil koin tersebut kemudian bisa dicairkan melalui aplikasi Triumph.
"Nanti setelah terkumpul koin-koin tersebut, kita bisa cairkan ke aplikasi Triumph itu sendiri," ucapnya.
Nandang mengatakan, para anggota tertarik untuk bergabung karena merasa tergiur.
Selain itu, aplikasi Triumph juga memiliki beberapa fitur pembayaran. Namun, fitur-fitur tersebut sudah tidak bisa dimanfaatkan sejak akhir 2021 lalu.
"Betul, itu yang membuat tergiur dan selain itu juga ada fitur-fitur lain di dalam aplikasi Triumph seperti pembelian voucher Alfamart, Indomaret.
Kemudian bayar PLN, beli pulsa, dan lain-lain, tetapi sudah tidak bisa dilakukan per akhir tahun kemarin," tutur Nandang.
Dalam kesempatan tersebut, Nandang mengungkapkan bahwa terdapat 20 korban yang mengalami total kerugian hingga Rp 2,3 miliar.
Ia pribadi mengatakan kalau mengalami kerugian hingga Rp 75 juta.
Source | : | Tribunnews.com |
Penulis | : | Ayudya Winessa |
Editor | : | Nindy Nurry Pangesti |
Komentar