GridFame.id - Usai menjalani ibadah puasa Ramadhan, para umat muslim berbahagia menyambut lebaran Hari Raya Idul Fitri.
Di bulan syawal yang spesial juga terdapat amalan sunah yakni puasa Syawal.
Memasuki bulan Syawal atau bulan ke-10 dalam kalendar Hijriah, umat Islam disunahkan untuk menjalankan ibadah puasa Syawal selama 6 hari.
Meski aturannya sama, tidak boleh makan dan minum semenjak terbit hingga tergelincirnya matahari, namun puasa ini tidak bersifat wajib layaknya puasa Ramadhan.
Keutamaan puasa Syawal pun luar biasa.
Tak hanya itu, puasa syawal juga menyimpan segudang manfaat bagi kesehatan.
Lalu bagaimana ketentuan puasa sunah yang satu ini?
Dan bagi yang ingin menjalankannya ada tata cara puasa syawal.
Dimulai dengan niat dan ada aturannya, apa saja ya?
1. Niat Niat puasa sunah Syawal
tidak harus diucapkan pada malam hari atau saat sahur sebagaimana puasa Ramadhan. Melansir laman NU (28/5/2020), orang yang pada malam hari tidak niat puasa Syawal, akan tetapi di pagi atau siang harinya ia berniat menjalankan puasa Syawal, maka boleh-boleh saja meniatkannya secara mendadak.
Dengan catatan, hingga pagi atau siang itu ia belum makan atau minum dan melakukan hal-hal lain yang membatalkan puasa. Niat tersebut cukup dilafalkan dalam hati, dan tidak perlu diucapkan secara lisan sudah dianggap sah.
Namun, jika ingin memantapkan niat puasa Syawal, maka berikut ini adalah niatnya:
Diucapkan malam hari:
Nawaitu shauma ghadin ‘an ada’i sunnatis Syawwali lillahi ta‘ala yang artinya aku berniat puasa sunnah Syawal esok hari karena Allah ta’ala.
Diucapkan siang hari:
Nawaitu shauma hadzal yaumi ‘an ada’i sunnatis Syawwali lillahi ta‘ala yang artinya aku berniat puasa sunah Syawal hari ini karena Allah ta’ala.
2. Aturan Puasa Syawal hukumnya adalah sunah bagi yang mampu.
Baca Juga: Besok Harus Coba! Ini 4 Manfaat Puasa Bagi Komorbid Hipertensi
Sementara bagi orang yang masih memiliki tanggungan utang puasa wajib, misalnya puasa Ramadhan atau puasa nazar, maka hukumnya menjadi makruh, bahkan bisa jadi haram. Hal itu berdasarkan penjelasan dari laman NU Online.
"Bagi mereka yang punya utang puasa Ramadhan karena uzur misalnya sakit, perjalanan jauh, atau lainnya status hukum berubah menjadi makruh. Namun, bagi mereka yang tak berpuasa Ramadhan karena kesengajaan, tanpa uzur, status hukum menjadi haram. Sebaiknya, tunaikanlah dulu puasa wajib, baru kemudian puasa sunnah Syawal," tulis keterangan di laman tersebut.
Hal senada juga diungkapkah Kepala Bidang Dakwah MUI Cholil Nafis. Meski hukumnya makruh, namun seseorang bisa melakukan puasa Syawal terlebih dahulu, baru menyelesaikan utang puasa yang lainnya.
"Puasa Syawal (dulu), (utang) puasa Ramadhan-nya nanti mau dibayar di bulan-bulan berikutnya boleh. Mau puasa qadha/ganti juga boleh nanti setelah qadha baru kita puasa yang Syawal selama masih bulan Syawal," kata Cholil, Rabu (12/5/2021).
"Tapi tidak bisa digabungkan antara (niat) puasa Syawal sunah dengan mengganti," lanjutnya.
Kemudian, soal hari pelaksanaannya Cholil menyebut puasa Syawal sudah bisa dimulai sejak 2 Syawal atau hari-hari setelahnya, yang jelas tidak pada 1 Syawal.
"Iya bisa dimulai tanggal 2, kalau Lebaran belum bisa, karena kita haram berpuasa di hari Lebaran," jawab dia.
Terkait pelaksanaan puasa Syawal, apakah harus berturut-turut atau tidak, Cholil menjelaskan semua itu bisa dilakukan, tergantung preferensi dan kemampuan atau kondisi masing-masing.
"Puasa Syawal itu tidak harus berturut-turut, tapi kita punya tradisi (berpuasa Syawal) di tanggal 2-7 (Syawal) ya, sehingga di hari yang ke-8 kita menyebutnya dengan Lebaran ketupat," ungkap dia.
Baca Juga: Mantan Pasien Covid-19 Amankah Puasa? Lakukan 10 Tips Ini Agar Puasa Lancar Asam Lambung Tak Naik
3. Keutamaan
Masih dari sumber yang sama (31/5/2020), Imam Ibnu Rajab al-Hanbali menyebut terdapat 5 keutamaan menjalankan puasa Syawal:
Puasa sunnah Syawal sebagai penyempurna puasa Ramadhan;
Menyempurnakan pahala puasa, orang yang menjalankannya akan mendapat pahala seolah ia berpuasa setahun;
Membiasakan puasa setelah selesainya puasa Ramadhan adalah tanda diterimanya puasa Ramadhan kita.
Puasa sunah Syawal sebagai tanda syukur kita kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala atas anugerah sepanjang Ramadhan Melanjutkan kualitas dan kuantitas ibadah yang telah dilaksanakan pada bulan Ramadhan, dikutip dari Kompas.com.
4. Manfaat Puasa Syawal
Melakukan puasa di bulan Syawal bisa menjadi solusi bagus untuk sistem pencernaan Anda menyesuaikan keadaan usai Ramadhan dan Lebaran.
Hal itu diungkapkan oleh dokter spesialis penyakit dalam konsultan gastro entero hepatologi, Prof. Ari Fahrial Syam.
Baca Juga: 6 Resep Menu Buka Puasa dan Sahur, Kurang dari 20 Menit Langsung Jadi Tapi Enak!
"Islam sendiri sudah memberikan solusi, puasa Syawal. Solusi ketika sudah full 30 hari puasa, lalu ada break Lebaran, lalu puasa syawal biar sistem pencernaan menyesuaikan keadaan," ujar dia dilansir dari Antara, Selasa (26/5/2020).
Puasa Syawal ternyata memberikan manfaat terhadap kesehatan terutama lambung.
Menurut Ari, melanjutkan puasa di bulan Syawal selama enam hari pada dasarnya meneruskan keteraturan jadwal makan Anda.
Artinya, waktu lambung terisi makanan misalnya saat sahur dan berbuka puasa juga menjadi teratur. Hal berbeda terjadi saat Anda kembali makan ke waktu normal (di luar Ramadhan), yang cenderung teratur, belum lagi jika Anda melewatkan sarapan.
"Kadang makan pagi kadang nggak. Lambung nggak konsisten diisi. Nggak makan pagi baru makan jam 12.00, lambung kosong sudah 12 jam, ketidakteraturan ini menyebabkan sakit maag. Lalu camilan nggak sehat," tutur Ari.
Selain itu, mereka yang punya masalah pada lambung, berisiko membuat penyakitnya kambuh jika pola makan sehat tak dijaga, dikutip dari Kompas.com.
Baca Juga: STOP! Sederet Makanan Ini Bisa Membuat Tubuh Lemas Lebih Cepat Saat Puasa
Source | : | kompas |
Penulis | : | Miya Dinata |
Editor | : | Nindy Nurry Pangesti |
Komentar