Padahal saat sahur tubuh kita membutuhkan kalori sekitar 450 sampai 500 kkal.
Mi instan mengandung tepung yang mudah diserap sehingga menyebabkan kadar gula cepat turun dan akibatnya membuat tubuh akan lemas maupun cepat lapar selama berpuasa.
Bila asupan mi instan terlalu sedikit, dapat menyebabkan gula darah rendah atau hipoglikemia bahkan seseorang bisa pingsan karenanya.
"Dalam jangka lama tubuh kekurangan zat gizi (seperti) protein, vitamin, mineral dan serat," jelas Yustina.
Baca Juga: Terlambat Bangun Sampai Lupa Sahur, Puasanya Sah Atau Tidak Ya? Ternyata Begini Hukumnya...
Alasan konsumsi makanan instan saat sahur tidak disarankan
Dokter Yustina menyampaikan bahwa sahur dengan makanan instan, dapat menyebabkan dampak pada kesehatan, yakni hipoglikemia yang disertai dengan gejala:
- Mengantuk
- Konsentrasi menurun
- Munculnya rasa lapar
- Munculnya keringat dingin
- Pandangan mata kabur
- Perut terasa perih
- Mual
- Muntah
- Sakit kepala
Selain itu, dia pun menyarankan agar penderita diabetes tidak mengonsumsi makanan instan saat sahur, karena lebih berisiko mengalami hipoglikemia.
Baca Juga: Sering Tak Sahur Karena Kesiangan? Hati-Hati dengan 3 Efek Buruk Ini yang Akan Menimpa Tubuh!
Tips sahur yang baik selama berpuasa
Adapun sahur sebaiknya dilakukan di akhir waktu yang kerap disebut sebagai imsak, dengan makan sesuai porsi, tidak berlebihan, serta kaya akan karbohidrat kompleks, protein, buah, dan sayuran.
Contoh menu sahur yang mengandung kalori sebanyak 450 kkal, antara lain nasi merah ½ gelas, sayur sop ¾ gelas, satu potong ayam panggang ukuran sedang, satu potong tahu kukus, satu potong buah pepaya, dan ½ gelas susu non lemak.
Anda juga bisa memilih makanan yang penyajiannya sederhana seperti roti gandum, pizza, dan makanan lainnya yang banyak dijual di supermarket.
"Menyantap makanan berkuah sangat baik untuk hidrasi tubuh sepanjang hari. Sebelum imsak, minum segelas susu atau jus buah dan air untuk menambah zat gizi dan cairan," imbuhnya.
Kemudian, hindari minum kopi dan teh saat sahur karena bersifat diuretik, yang mengakibatkan seseorang terus buang air kecil sehingga tubuh kehilangan cairan hingga dehidrasi.
"Bagi yg lajang atau tinggal sendiri dapat menyusun menu dengan bahan yang tidak repot penyajiannya, (misalnya) nasi goreng, telur rebus atau dadar, tumis sayur sesuai selera," tutur Yustina.
Agar lebih mudah, Anda dapat menyiapkan bahan-bahan makanan setengah jadi untuk tumis sayuran atau ayam panggang yang bisa dihangatkan ke microwave.
Minum susu saat sahur juga disarankan bagi Anda yang tidak memiliki alergi atau intoleransi laktosa.
"Bagi yang berkeluarga bisa berbagi tugas antar anggota keluarga yakni ibu, bapak dan anak-anak dan anggota keluarga lain. Kalau sahur bersama-sama kan lebih asyik," tutupnya.
Artikel Ini Telah Tayang Sebelumnya di Kompas.com dengan Judul "Sahur dengan Makanan Instan, Amankah untuk Kesehatan?"
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Nindy Nurry Pangesti |
Editor | : | Nindy Nurry Pangesti |
Komentar