Terlepas dari hal tersebut, faktor genetik juga mempunyai peran sangat signifikan dalam kecenderungan seserorang menambah attau mengurangi berat badan.
Setidaknya ada lebih dari 250 DNA berbeda yang telah diidentifikasi oleh peneliti terkait dengan masalah obesias.
Penelitian tersebut membandingkan 1.622 orang sehat BMI (Body Mass Index) rendah terhadap 1.985 orang dengan obesitas parah dan 10.443 orang dengan berat badan normal.
Penelitian tersebut mengungkapkan, partisipan kurus mempunyai gen terkait obesitas lebih sedikit ketimbang lainya.
Tapi perlu diketahui, berat badan ini tak hanya ditentukan oleh gen saja.
“Kami tidak menemukan gen yang secara eksklusif melindungi dari obesitas atau membuat seseorang rentan obesitas,” kata Barroso.
Kecenderungan unuk menambah serta mempertahankan berat badan dipengaruhi oleh banyak faktor di luar kendali diri.
“Namun, seseorang yang cepat bertambah berat badannya bukan berarti dirinya kurang mengontrol diri. Penilaiannya tidak sama antara satu orang dengan orang lain,” kata dia.
Dikutip dari Live Science, Minggu (2/8), Kathleen Melanson, seorang Profesor nutrisi dan ilmu makanan dari University of Rhode Island, menjelaskan kondisi tersebt disebabkan oleh banyak faktor.
"Ada faktor genetik, nutrisi, dan perilaku. Ketiga faktor ini bersifat relatif pada tiap individu, sehingga hasilnya pun berbeda,” ujar Melanson.
Satu di antara banyak faktor yang tidak mempunyai hubungan dengan tipe tubuh, metabolisme, atau genetik adalah persepsi.
Source | : | Gridhealth.id |
Penulis | : | Ayudya Winessa |
Editor | : | Nindy Nurry Pangesti |
Komentar