GridFame.id - Nikita Mirzani tak henti-hentinya jadi bahan gunjingan netizen.
Kali ini gegara pengakuan Nikita Mirzani pernah jadi primadona saat masih sekolah dulu.
Netizen ngakak seolah tak percaya dengan ucapan Nikita Mirzani tersebut.
Sebagaimana diketahui, Nikita Mirzani memang kerap jadi musuh netizen.
Banyak yang mengatakan Nikita Mirzani selama ini cuma besar omongan saja.
Pasalnya Nikita Mirzani beberapa kali kedapatan tak bisa buktikan omongannya.
Salah satunya soal profesi ayahnya yang ia akui sebagai direktur.
Kini netizen dibuat ngakak dengar pengakuan Nikita Mirzani jadi primadona saat masih sekolah gegara fakta ini.
Langsung simak, yuk!
Belum lama ini pengakuan Nikita Mirzani soal masa mudanya jadi bahan omongan.
Lewat kanal YouTube Dodit Mulyanto, Nikita Mirzani menceritakan masa-masa sekolahnya dulu.
Ia mengaku dulunya adalah primadona saat masih SMA.
"Putih, rambut aku panjang segini, enggak ada tatonya terus pernah masuk pesantren, pas masuk SMA tuh bening banget kan.
Jadi kayak primadona gitu di Cikokol ngerti enggak?" aku Nikita Mirzani dikutip GridFame.id dari kanal YouTube Dodit Mulyanto.
Namun Nikita Mirzani menjelaskan ia tak pernah berinteraksi dengan lawan jenisnya gegara selalu dijemput ayahnya ketika pulang sekolah.
"Tapi nggak bisa ngapa-ngapain, karena kalau nggak sama abang dijemput, sama papa dijemput," lanjut Nikita Mirzani.
Nikita Mirzani pun mengaku jika ia melepas perawannya saat menikah.
"Aku tuh nikah pertama kali, suami pertama dapet aku perawan."
"Jadi dinikahin dulu, baru dijebolin," aku Nikita Mirzani.
Namun netizen justru gagal fokus dengan pengakuan Nikita Mirzani jadi primadona di sekolah.
Pasalnya sempat beredar foto masa muda Nikita Mirzani yang disebut-sebut belum secantik sekarang.
Alhasil banyak yang tak percaya dengan pengakuan Nikita Mirzani tersebut.
"Primadonaaah? Halu mulu capekkk ndengernya"
"Die dlu bukannya mlh blm putih yak"
"Waduh primadona cikokol"
"Masa si sebening itu?"
"Bukannya waktu ditmo dia masih agak gelap n maaf pesek y?"
Source | : | Youtube |
Penulis | : | Hani Arifah |
Editor | : | Miya Dinata |
Komentar