GridFame.id - Siapa yang suka makan terong?
Pasti banyak yang suka ya.
Kalau makan terong Anda sukanya dimasak apa?
Terong balado, semur atau digoreng?
Nah, terong goreng memang sudah jadi makanan favorit banyak orang.
Namun, di balik enaknya terong goreng terkuak hal mengerikan loh.
Ya, siapa sangka makan terong goreng malah bisa datangkan petaka buat tubuh Anda.
Anda tentu gak mau dong nantinya tubuh malah alami hal buruk gegara makan terong goreng?
Maka itu mending Anda langsung simak saja penjelasan lengkapnya!
Efek Buruk Makan Terong Goreng
Dikutip Grid.ID dari Women's Health, menggoreng adalah salah satu proses masak yang sangat mungkin merusak tekstur makanan, terlebih terong.
Belum lagi, kandungan lemak dari minyak yang melekat pada sayuran setelah digoreng.
Presiden A Nutritious Life, Keri Glassman menegaskan mengapa terong goreng berbahaya bagi kesehatan.
Keri Glassman tak memberikan celah untuk menobatkan adanya lemak jenuh pada terong goreng.
Menurutnya, beberapa jenis lemak jenuh juga memiliki peranan sehat, seperti membantu membakar cadangan lemak dan menurunkan kolesterol jahat.
"Kita tidak harus hanya makan lemak tak jenuh saja," katanya.
Glassman tidak menentang pemrosesan terong dengan minyak, namun cara menggoreng menurut dia bukanlah cara yang tepat.
Menurut dia, meskipun menggunakan minyak yang lebih sehat seperti minyak zaitun, setelah dipanaskan, minyak akan berubah struktur kimianya, yang membuatnya menjadi tidak sehat.
Terlebih, saat digoreng terong akan menyerap lebih banyak minyak, dibandingkan dengan cara masak lainnya.
Menggoreng, kata Glassman, juga bisa merusak vitamin dan mineral yang terkandung dalam sayuran.
Meski begitu, Glassman tidak melarang untuk makan terong goreng.
Hanya saja cara tersebut bukanlah cara yang tepat untuk mendapatkan lemak sehat.
Artikel ini telah tayang di GridPop.id dengan judul, Enaknya Tak Sebanding Bahayanya, Tolong Kurangi Sajikan Terong Goreng Jika Tak Ingin Nyesel Seumur Hidup, Ahli Peringatkan Efek Sampingnya
Source | : | GridPop.ID |
Penulis | : | Gusthia Sasky T |
Editor | : | Nindy Nurry Pangesti |
Komentar