"Ini harus dikorbankan salah satu dan (bayinya) harus dilahirkan, saya cukup shock dan dari titik lokasi (syuting) saya langsung naik motor menuju lokasi. Saya telpon dulu ngobrol sama mami, sama Dilla. Sebenernya dia nggak mau ini terjadi, tapi aku support aku bilang 'harus kuat ikhlas demi kebaikan bunda sendiri biar bunda selamat'," cerita Indra.
Akhirnya, pada Rabu (31/1/2017) jahitan di mulut rahim Aldilla dilepas. Setelah diberi induksi, Aldilla melahirkan 30 menit kemudian.
Kenward pun lahir dengan berat sekira 680 gram, dan dilengkapi plasenta layaknya prosesi melahirkan normal. "Semuanya kayak lahiran normal, terus dikasih alat bantu oksigen bayinya dan (tubuh) dia kecil banget. Dilla sudah sedih banget dan ternyata Allah menentukan lain. Lahir sekitar jam 11:30 (malam) dan meninggalnya 11:43 malam tanggal 31," kata Indra, dikutip dari Tribunnews.
Bekti, yang sudah punya dua anak perempuan, menerangkan bahwa bakteri tersebut terdeteksi ketika Ken berusia lima bulan dalam kandungan Dilla, tepatnya pada 16 Januari 2017. Untuk mengatasi dampak dari bakteri yang menyebabkan infeksi kandung kemih Dilla terhadap calon anaknya, Dilla telah menjalani perawatan selama 10 hari, termasuk operasi, di rumah sakit di Jakarta.
"Pas 25 Januari (2017) pulang, 26-27 Januari di rumah, tetapi 27 Januari di rumah sakit karena panas, sampai 31 Januari (Ken) dipanggil Tuhan. Karena prematur, untuk anaknya jadi enggak bisa berkembang," paparnya.
Beberapa hari sebelum Ken meninggal dunia, Indra mengaku sempat gelisah. Namun, ia tidak merasakan kegelisahannya itu sebagai firasat akan kehilangan Ken.
"Enggak ada firasat. Memang ada perasaan di dalam hati, kalau ada apa-apa diikhlaskan. Kayak ada semacam qorin, bisikan-bisikan, kalau ada apa-apa diikhlaskan," ceritanya.
"Dokter juga bilang, memang ini harus dilahirkan. Jadi, kami kayak sudah diperingatkan dari awal. Dokter juga bercerita istrinya pernah mengalami hal serupa," ceritanya lagi, dikutip dari Kompas.com.
Source | : | tribunnews,kompas |
Penulis | : | Miya Dinata |
Editor | : | Miya Dinata |
Komentar