Karirnya sebagai pelawak dimulai pada tahun 1973 saat dirinya bersama Kasino dan Rudy Badil dipercaya terlibat dalam program acara talkshow Warung Kopi setiap hari Kamis malam yang disiarkan radio Prambors Jakarta.
Program tersebut cukup sukses dan memiliki banyak penggemar setia pada saat itu. Kesuksesan acara Warkop membuat mereka mulai mendapat tawaran tampil di sejumlah pentas dan pertunjukan di berbagai kota.
Mereka bahkan akhirnya sempat merilis album rekaman kaset komedi dan membintangi banyak film yang melambungkan nama Warkop. Pada masa-masa ini Rudy Badil akhirnya memilih menjadi sosok di belakang layar dibanding keempat personil Warkop lainnya yang tampil di pentas.
Hampir dalam setiap lawakannya, Nanu berperan atau selalu menggunakan dialog dengan logat Batak. Anak keenam dari tujuh bersaudara ini ayahnya merupakan orang Jawa sementara ibunya merupakan orang Sunda.
Kesuksesan film Mana Tahaaan membuat Nanu mendapatkan tawaran sebagai pemeran utama untuk bermain dalam film Rojali dan Zuleha. Dalam film tersebut, Nanu beradu akting dengan Lydia Kandou, Elvie Sukaesih dan Titiek Puspa. Konon keterlibatan Nanu dalam film tersebut sempat menimbulkan polemik karena tidak dibicarakan sebelumnya dengan personil Warkop lainnya.
Sejak bulan Agustus 1980 Nanu mulai tidak aktif di Warkop dan dunia hiburan. Pada saat itu media memberitakan Nanu menderita penyakit cukup serius. Nanu kemudian lebih banyak menghabiskan waktu di rumahnya yang terletak di Jl. Setiabudi Barat, Jakarta Selatan.
Adapun tiga personil Warkop lainnya, Dono, Kasino dan Indro tetap terus berkarya dan produktif membintangi film komedi. Nanu yang dikenal sebagai penikmat musik jazz dan memiliki hobi fotografi tersebut menjadi jarang sekali berpergian.
Nanu hanya sesekali keluar rumah jika harus melakukan pemeriksaan kesehatan di laboratorium maupun ke dokter. Belakangan diketahui Nanu mengidap nephrotic syndrome, sebuah penyakit pada saringan ginjal. Kondisi tubuh Nanu sendiri saat itu semakin hari semakin terlihat kurus karena penyakit yang dideritanya.
Nanu akhirnya meninggal dunia pada 22 Maret 1983 di rumah sakit RSCM Jakarta dalam usia 31 tahun. Penyebab kematiannya adalah penyakit ginjal yang dideritanya sejak lama.
Jenasahnya kemudian dimakamkan pada 23 Maret 1983 di pemakaman umum Tanah Kusir, Jakarta. Nanu merupakan personil dan pendiri Warkop pertama yang meninggal dunia.
Personil Warkop kedua yang meninggal dunia adalah Kasino (19 Desember 1997) dan disusul kemudian oleh Dono (30 Desember 2001).
Pendiri Warkop lainnya, Rudy Badil meninggal dunia pada 11 Juli 2019. Saat ini satu-satunya personil Warkop yang masih hidup adalah Indro, dikutip dari Tribunnews.
Source | : | tribunnews,kompas,kontan |
Penulis | : | Miya Dinata |
Editor | : | Miya Dinata |
Komentar