Selain itu, tunggu izin dari tenaga kesehatan sebelum mengakhiri masa isolasi mandiri. Jika sudah diberi lampu hijau, isolasi mandiri selesai. Apabila di masa isolasi mandiri suhu tubuh naik di atas 38 derajat Celsius, sesak napas, atau saturasi oksigen turun di bawah 94 persen, segera kontak tenaga kesehatan.
Gejala Covid-19 berat
Beberapa gejala Covid-19 berat, antara lain: Demam Batuk, umumnya batuk kering, Kelelahan, Tidak nafsu makan, Sakit kepala, Hidung tidak bisa mencium bau atau anosmia, Lidah tidak bisa merasakan rasa atau ageusia, Nyeri otot dan tulang, Sakit tenggorokan, Pilek dan hidung tersumbat, Mual, muntah, sakit perut, Diare, Mata merah, Ruam di kulit, perubahan warna pada jari-jari kaki, Sesak napas, Frekuensi napas lebih dari 30 kali per menit, Kadar saturasi oksigen di bawah 95 persen
Pada pasien Covid-19 kritis, beberapa gejala Covid-19 berat di atas disertai gangguan pernapasan berat (ARDS), sepsis atau komplikasi infeksi, dan gagal organ. Pengidap Covid-19 gejala berat disarankan untuk menjalani isolasi di rumah sakit dengan pengawasan intensitf dari dokter dan petugas kesehatan.
Isolasi tersebut dilakukan minimal selama 10 hari sejak pengidap dinyatakan positif Covid-19, ditambah tiga hari bebas demam dan gangguan pernapasan. Dokter biasanya akan merekomendasikan perlu tidaknya pasien Covid-19 gejala berat menjalani tes swab PCR ulang atau tidak, dikutip dari Kompas.com.
Disebut Virus Mematikan
Sejak mewabah dan menjadi pandemi global, virus corona telah memberi ancaman serius bagi kesehatan masyarakat dunia. Virus yang kemudian disebut sebagai SARS-CoV-2 ini telah menyebabkan lahirnya penyakit baru yang kini dikenal sebagai Covid-19.
Sejak diketahui kali pertama di China pada akhir tahun 2019, penyakit baru dan virus baru tersebut telah menginfeksi lebih dari 42 juta orang di seluruh dunia dan menyebabkan lebih dari 1 juta orang meninggal dunia.
Para ahli dan ilmuwan dunia masih terus mempelajari virus corona baru tersebut. Beragam misteri dan keanehan dari virus SARS-CoV-2 masih menjadi studi menarik, bahkan hingga upaya pengembangan vaksin yang terus dikebut untuk mengatasi pandemi ini.
Lantas, apa yang membuat virus corona unik dan mengapa virus SARS-CoV-2 sangat mematikan? Pada tahap awal infeksi, virus ini dapat menipu tubuh. Sistem pertahanan tubuh bahkan dapat dibajak dan sulit mengenali infeksi yang menyerangnya. Saat virus corona memasuki organ paru dan saluran pernapasan, sistem kekebalan menganggapnya semua baik-baik saja.
"Virus ini brillian, memungkinkan terbentuknya sebuah pabrik virus di hidung Anda, tapi Anda merasa benar-benar sehat," kata Prof Paul Lehner dari University of Cambridge, seperti dikutip dari BBC, Sabtu (24/10/2020). Selanjutnya, saat infeksi terjadi sel-sel tubuh kita melepaskan bahan kimia yang disebut interferon.
Begitu sel ini dibajak oleh virus, semestinya reaksi kimiawi mereka menjadi sinyal peringatan ke seluruh tubuh dan sistem kekebalan. Namun, kemampuan luar biasa virus corona ini mematikan peringatan kimiawi tersebut. "Ia (virus corona) melakukannya dengan sangat baik, sehingga Anda bahkan tidak tahu bahwa Anda sakit," kata Prof Lehner. Saat melihat sel yang terinfeksi di laboratorium, Prof Lehner mengatakan Anda tidak mengira bahwa sel itu telah terinfeksi.
Tapi anehnya, hasil tes menunjukkan bahwa sel itu "sangat terinfeksi" dan ini hanyalah salah satu "kartu joker" yang dimainkan SARS-CoV-2, dikutip dari Kompas.com.
Source | : | Instagram,kompas |
Penulis | : | Miya Dinata |
Editor | : | Miya Dinata |
Komentar