Dalam penelitiannya, Wisman melakukan rangkaian eksperimen berbeda, masing-masing menggunakan putreskrin, amonia, dan air.
Peserta studi yang terpapar bahan kimia akan didata bagaimana hidungnya merespon aroma bahan kimia tersebut.
Orang yang terkena putresin refleks akan menjauh.
Wisman menuturkan bahwa hidung dapat menjelaskan banyak hal.
Tak hanya kematian namun juga hal lain seperti bahaya yang akan terjadi, sesuatu yang aman untuk dimakan, jodoh yang cocok untuk kita bahkan hidung juga dapat mengetahui bagaimana perasaan orang lain terhadap kita.
Bahkan, penelitian terbaru menunjukkan manusia juga bisa mencium rasa takut dan stres melalui aroma yang ditangkap oleh hidung.
Contoh lain adalah, ketika seorang laki-laki melepaskan hormon feromon untuk menarik perhatian lawan jenis.
Para peneliti membahas persamaan dan perbedaan antara feromon dan putresin.
Ternyata, putresin memberi reaksi yang berbeda dari feromon.
Secara sadar, tubuh kita akan bereaksi negatif dan menolak aroma putresin yang lekat dengan kematian.
Penulis | : | Lena Astari |
Editor | : | Lena Astari |
Komentar