GridFame.id - Sosok Kamaruddin Simanjuntak kini menjadi sorotan publik.
Ia merupakan sosok pengacara yang menangani kasus pembunuhan berencana Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat atau Brigadir Yosua alias Brigadir J.
Kamaruddin Simanjuntak ditunjuk oleh Samuel Hutabarat, ayah mendiang Brigadir J.
Berkat kemampuannya sebagai pengacara, kasus kematian Brigadir J akhirnya terungkap.
Brigadir J yang dituding pelaku pelecehan seksual akhirnya terungkap ternyata dibunuh oleh atasannya Irjen Pol Ferdy Sambo.
Kamaruddin juga berhasil membuktikan segala tuduhan yang dilayangkan pada Brigadir J tak terbukti.
Kesuksesan Kamaruddin pun membuatnya dibanjiri pujian warganet.
Bahkan Hotman Paris juga mengacungi jempol keberanian Kamaruddin Simanjuntak.
Namun baru-baru ini terungkap sosok lain yang justru disebut paling berjasa dalam mengungkap kasus kematian Brigadir J.
Sosok itu bukanlah orang yang sering tampil di layar kaca.
Siapa dia?
Kematian Brigadir J hingga kini masih menjadi perbincangan hangat di Tanah Air.
Guru Besar Universitas Indonesia sekaligus pengajar gender dan hukum, Prof Sulistyowati Irianto menguak sosok penting yang menguak kejanggalan kematian Brigadir J.
Sosok tersebut jarang tampil di publik namun kegigihannya membuat Brigadir J segera memperoleh keadilan, siapa dia?
Terkuaknya kasus kematian Brigadir J nyatanya memakan waktu yang tak sebentar.
Lebih dari satu bulan berlalu, dalang di balik pembunuhan Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat yang dilakukan Bharada Richard Eliezer ( Bharada E) akhirnya terungkap.
Bukan atas inisiasi sendiri, Bharada E menembak mati Brigadir J atas perintah atasannya, Ferdy Sambo.
Ya, mantan Kadiv Propam Polri itu lah yang jadi otak di balik pembunuhan berencana Brigadir J.
Tak sendirian, Ferdy Sambo diduga merencanakan pembunuhan tersebut dengan tiga sosok terdekatnya.
Tiga sosok itu adalah sang istri, Putri Candrawathi, sopirnya yakni Kuwat Maruf dan ajudannya yang lain yaitu Bripka Ricky Rizal.
Keempat sosok di balik kematian Brigadir J itu pun telah jadi tersangka dan diancam hukuman mati.
Terungkapnya siapa dalang hingga motif dilakukannya pembunuhan berencana terhadap Brigadir J itu nyatanya tak lepas dari peran sosok penting.
Hal tersebut turut disorot seorang profesor terkemuka tanah air, dia adalah Prof Sulistyowati Irianto.
Guru Besar Universitas Indonesia sekaligus pengajar gender dan hukum itu punya analisa lain terkait kasus kematian Brigadir J.
Yakni peran satu sosok penting yang mengungkap tabir di balik teka-teki kematian Brigadir J.
Seperti diketahui di awal kasus, Brigadir J sempat dikabarkan meninggal dunia karena melakoni aksi tembak menembak dengan Bharada E.
Parahnya kala itu, Brigadir J sampai disangkakan tuduhan melakukan pelecehan terhadap istri Ferdy Sambo, Putri Candrawathi.
Akibat hal itu, Brigadir J yang telah meregang nyawa pun dimakamkan ala kadarnya, tanpa upacaya pemakaman atau penghormatan terakhir dari institusi Polri.
Di momen pilu itu, ada sosok penting yang menjadi pemantik terungkapnya kasus kematian Brigadir J.
Sosok tersebut adalah Rosti Simanjuntak, ibu kandung almarhum Brigadir J.
"Saya punya perspektif antropologis ingin mengatakan dia (ibunda Brigadir J) sebetulnya sedang menyuarakan budayanya, perempuan mengonstruksi perempuan Batak, seperti apa hubungannya dengan anak," ungkap Prof Sulistyowati Irianto dilansir TribunnewsBogor.com dari tayangan Rosi Kompas TV, Sabtu (27/8/2022).
Diakui Prof Sulistyowati Irianto, kasus kematian Brigadir J bisa terungkap karena sejak awal Rosti Simanjutak selalu menggaungkan keadilan untuk anaknya.
Kendati jarang tampil di televisi, Rosti Simanjuntak di awal-awal kasus anaknya vokal menyuarakan kepedihannya atas kematian Brigadir J yang tak wajar.
Padahal saat itu, belum banyak media yang berani memberitakan kematian seorang polisi akibat tembak menembak dengan sesama polisi.
"Anda mengatakan kepada saya, the game changer (pengendali permainan) adalah ibu Yosua. Bagaimana anda sampai dapat analisis ini, ketika ibu Yosua tidak banyak tampil. Ia sempat diwawancarai dalam kondisi sedih, tapi justru menurut Prof Sulis dialah yang membuat ini semua bisa terbuka ?" tanya Rosi.
"Ketika kasus ini terjadi, beberapa hari sesudahnya kan media tidak berani mewartakan. Bahkan Tribunnews Jambi sudah wawancara tapi tidak berani," kata Prof Sulistyowati Irianto.
Berawal dari momen Rosti Simanjuntak meraung-raung seraya menangisi Brigadir J, tabir kematian almarhum pun tersingkap.
Publik mulai menaruh atensi atas kasus kematian Brigadir J.
Hal itu turut digencarkan oleh bibi Brigadir J yang juga adik-adik Rosti Simanjuntak, melalui media sosial, Rohani Simanjuntak dan Roslin Simanjuntak terus membagikan kabar terkait kasus kematian Brigadir J.
Kalau saja kala itu Rosti Simanjuntak tak menyuarakan hal tersebut, bisa jadi kasus kematian Brigadir J tak pernah terungkap.
"Ibu Rosti itu tidaklah dalam posisi menggerakkan suatu aktivitas agar dia didengar kan. Tapi begitu media memberitakan bagaimana dia bertalu-talu meneriakkan keadilan untuk anaknya, langsung keluarganya aktif mendukung, lalu masyarakat. Bisa dibayangkan bila ibu itu diam saja, menerima, ikhlas," kata Prof Sulistyowati Irianto.
"Jadi tangisan ibu Rosti, yang direkam tantenya, tersebar di media sosial, itulah yang membuka publik. Jadi karena tangisan perempuan?," tanya Rosi.
"Iya," imbuh Prof Sulistyowati Irianto.
Selain karena ibunda Brigadir J, kematian ajudan Ferdy Sambo itu juga bisa terungkap, menurut Prof Sulistyowati Irianto adalah karena budaya.
Kejanggalan terkait jenazah Brigadir J yang kabarnya meninggal karena tembak menembak itu pertama kali terungkap saat keluarga hendak menyelenggarakan upacara kematian sesuai adat.
Di momen itulah keluarga baru menyadari ada yang tak beres di balik kematian Brigadir J hingga akhirnya, jenazah Brigadir J diautopsi sebanyak dua kali.
"Juga karena kebetulan Yosua orang batak dan keluarga Hutabarat pula. Orang batak harus dibuka jenazahnya karena harus diulosi, harus diadati, memang digunakan untuk menutup wajah jenazah. Jadi upacara itu enggak bisa diskip, harus, perempuan menyuarakan budayanya," imbuh Prof Sulistyowati Irianto.
Artikel Ini Telah Tayang Sebelumnya di TribunStyle.com dengan Judul "JARANG Muncul ke Publik, Sosok Ini Paling Berjasa Kuak Kejanggalan Kematian Brigadir J: Tangisan"
Source | : | TribunStyle.com |
Penulis | : | Nindy Nurry Pangesti |
Editor | : | Nindy Nurry Pangesti |
Komentar