GridFame.id - Saat ini nama Andi Bachtiar tengah jadi perbincangan hangat di kalangan publik.
Pasalnya Andi Bachtiar diduga adalah sosok 'sutradara terganteng' yang pukul salah satu kru wanita.
Tudingan Andi Bachtiar lakukan kekerasan terebut bermula ketika Juandini Liesmita buka suara.
Talent Coordinator dan Casting Director tersebut membongkar sosok yang disebut 'sutradara terganteng' memukul salah satu kru.
Juandini pun membeberkan kronologi kejadian di lokasi syuting tersebut.
Yakni gegara baju atau kostum pemeran tak sesuai dengan yang diminta Andi Bachtiar.
Lantaran emosi, Andi Bachtiar memukul dan mendorong sosok berinisial C.
Kini nama Andi Bachtiar pun ramai dirujak oleh publik.
Lalu siapakah sosok Andi Bachtiar?
Banyak yang bilang, Andi Bachtiar bukan lah sosok sembarangan.
Simak informasi selengkapnya, yuk!
Muhammad Andi Bachtiar Yusuf Siswo atau yang akrab disapa Andi Bachtiar alias Ucup.
Lahir di Jakarta pada 15 Januari 1974.
Saat ini usianya sudah menginajak 48 tahun.
Andi Bachtiar dikenal sebagai seorang sutradara, penulis skenario, dan produser film asal Indonesia.
Ditilik dari laman Forlap Dikti, Andi Bachtiar adalah lulusan dari Universitas Padjajaran.
Andi Bachtiar mengambil jurusan Ilmu Jurnalistik di Fakultas Ilmu Komunikasi.
Melansir dari Kompas.com, Andi Bachtiar mengawali kariernya sejak 2006 lalu.
Saat itu ia terpilih mewakili Indonesia di kumpulan film pendek untuk Piala Dunia 2006 dengan judul Hardline.
Ucup kemudian mengerjakan dua proyek film pendek bertemakan sepak bola.
Yakni The Jak dan The Conductors.
Salah satu filmnya, The Conductors berhasil menyabet Piala Citra 2008 dari kategori Film Dokumenter Terbaik.
Karya fiksi dan panjang pertama Andi Bachtiar Yusuf adalah Romeo Juliet.
Hingga saat ini, Andi sudah menciptakan banyak sekali karya film.
Beberapa di antaranya adalah Hope (2010), Hari Ini Pasti Menang (2013), Garuda 19 (2014) Hujan Bulan Juni (2017), Mata Dewa (2018), Love for Sale (2018), hingga Baby Blues (2022).
Pada tahun 2018 dan 2019, Andi Bachtiar juga mendapatkan penghargaan.
Yakni di JAFF Indonesia Screen Awards dengan nominasi Skenario terbaik.
Kemudian di Piala Maya dengan nominasi Skenario Asli Terbaik.
Source | : | Kompas.com,Forlap Dikti |
Penulis | : | Hani Arifah |
Editor | : | Lena Astari |
Komentar