GridFame.id - Kabar meninggalnya putra dai kondang tanah air sempat menjadi sorotan, sebelum berpulang ternyata mengaku ada firasat bak jadi tanda orang akan meninggal dunia.
Tanda orang akan meninggal sendiri ternyata memang bisa dirasakan bahkan bisa dilihat dari fisiknya.
Tanda orang akan meninggal sebagian orang bisa merasakannya, ternyata ada penyebab hal tersebut bisa terjadi.
Terkait takdir, siapa pun, kapan pun, dan di mana pun, maut akan tetap mendatangi.
Selama musibah itu belum terjadi, maka setiap ajal masih akan menjadi rahasia ilahi.
Munculnya firasat dari keluarga, sahabat, serta orang terdekat terkait kematian seseorang, acap kali dihubungkan sebagai pertanda akan terjadinya musibah pada masa yang akan datang.
Mungkin ada diantara Anda juga pernah menerima firasat senada.
Kedang-kadang, pengalaman firasat kematian sering dikaitkan dengan kebetulan saja, tetapi pada lain waktu, firasat yang dirasakan mempunyai detail yang amatlah akurat.
Hal itu bisa menyebabkan timbulnya keraguan bahwa firasat mengenai maut hanya muncul secara kebetulan belaka.
Sejumlah orang menyebut pengalaman itu dengan sinkronisitas.
Beberapa pihak yang lain menyebutnya resonansi energi atau keterkaitan.
Penyebab Seseorang Bisa Rasakan Firasat Kematian
Ada pula mengenalinya dengan pengalaman kematian empatik. Banyaknya terminologi yang dikenal di masyarakat mengenai firasat kematian disebabkan karena tidak ada ilmu pasti yang paling sesuai untuk menyebutnya.
Ilmuwan pun belum bisa membuktikan secara ilmiah atas maraknya fenomena yang dianggap melibatkan kemampuan menerawang akan terjadinya kematian pada masa depan semacam itu. Satu-satunya hal pasti tentang mengapa banyak orang memiliki firasat, termasuk tentang kematian, ialah karena manusia dikaruniai dengan otak.
Terkesan cukup sepele, bukan? Firasat, atau yang juga kerap kali disebut intuisi, tercipta dari kemampuan analisis otak terhadap kondisi lingkungan sekitar. Ia merupakan generalisasi yang diproses berdasarkan pada pengalaman masa lalu, bukan ramalan tentang masa depan yang sempurna. Meskipun melibatkan proses pengamatan dan analisis, firasat bekerja di dalam alam bawah sadar.
Sumber firasat didapat dari pemahaman terkait realitas dalam bentuk potongan-potongan kecil informasi yang biasanya berupa simbol. Lewat alam bawah sadar, simbol-simbol itu yang akan disatukan, lantas diolah menjadi sebuah gambaran yang utuh.
Sama halnya kemampuan otak dalam hal menganalisis, firasat juga membutuhkan data agar dapat menjadi lebih akurat. Ada pun datanya sendiri dapat diperoleh baik secara tidak sadar maupun sadar.
Sayangnya, firasat memiliki kelemahan. Lantaran tercipta dari potongan berbagai informasi yang diolah secara tidak sadar, hal itu menyebabkan firasat makin tidak akurat, alias tidak bisa untuk diandalkan. Level probabilitasnya pun sangat rendah.
Bagi yang pernah merasakan pengalaman serupa, tak ada salahnya Anda melakukan anilisis sendiri. Apakah firasat itu benar-benar murni berkaitan dengan terjadinya kematian, atau cuman kebetulan belaka? Atau jangan-jangan, firasat itu hanyalah manifestasi pengalaman diri Anda sendiri dan tidak berkaitan dengan orang lain.
Putra Dai Kondang Telah Tiada
Kepergian Ameer Azzikra, putra dari Arifin Ilham menjadi duka yang mendalam bagi keluarga Alvin Faiz.
Putra pertama mendiang Ustaz Arifin Ilham, Alvin Faiz pun sempat mengaku mendengar firasat akan kepergian adiknya, Ameer Azzikra. Salah satu guru Ameer di Pondok Pesantren Azzikra berkata pada Alvin bahwa adiknya itu akan meninggal dunia lebih dulu dibandingkan istrinya, Nadzira Shafa.
"Firasat ada. Sebulan lalu gurunya Ameer tuh ada yang bilang kayak... ini sebenarnya enggak boleh ya, tapi Ameer-nya sudah wafat juga. Katanya 'Ameer itu akan wafat duluan daripada Nadzira'," kata Alvin seperti dikutip Kompas.com dari MOP Channel.
Sejak saat itu, pihak keluarga pun mulai mempersiapkan pemindahan segala aset atas kepemilikan Ameer kepada Nadzira. Namun, Alvin Faiz tak pernah mengira firasat tersebut akan terjadi dalam waktu dekat.
Berselang sebulan, Alvin Faiz harus menerima kenyataan bahwa adiknya harus menyusul mendiang ayahnya, Ustaz Arifin Ilham.
"Saya berpikir ah iya wafat duluan, tapi masih lama. Sebulan enggak tahunya. Jadi memang enggak disangka-sangka," kata Alvin.
Diberitakan sebelumnya, Ameer Azzikra meninggal dunia karena mengalami komplikasi infeksi paru-paru dan ginjal pada Senin dini hari tadi. Jenazah Ameer Azzikra telah dimakamkan di samping makam ayahnya di Pondok Pesantren Azzikra Gunung Sidur, Bogor, Jawa Barat, dikutip dari Kompas.com.
Sebagian Orang Bisa Rasakan Firasat Kematian
Firasat kematian juga bisa dipelajari dengan teori prekognisi. Menurut bahasa, prekognisi memiliki makna bahwa persepsi tak logis yang beranggapan bahwa seseorang bisa mempunyai pengetahuan mengenai sesuatu yang terjadi pada masa depan.
Sebagian besar prekognisi muncul akibat faktor keintiman atau ikatan emosional yang erat. Ada hasil riset yang menyebut, terdapat 80 hingga 85 persen prekognisi yang melibatkan pasangan, kerabat, atau teman. Sementara itu sisanya melibatkan kenalan biasa dan orang asing.
Lazimnya terkait peristiwa buruk, seperti kematian, penyakit, kecelakaan, dan bencana alam. Uniknya, prekognisi memiliki sebuah ciri khas bahwa seseorang jarang merasakan kematiannya sendiri.
Hal itu karena efek trauma yang terlalu besar untuk diterima oleh ego dalam diri orang yang mengaku memiliki kemampuan prekognisi. Sama seperti fenomena paranormal lain, tidak ada bukti ilmiah yang bisa diterima bahwa prekognisi adalah fenomena yang nyata.
Ia dianggap sebagai pseudosains, yang bertentangan dengan literatur ilmu saraf dan psikologi. Bahkan psikiatri arus utama pun menilai kemampuan tersebut sebagai manifestasi delusi. Prekognisi juga dinilai sangat melanggar prinsip kausalitas dalam keilmuan fisika bahwa suatu akibat tidak akan dapat terjadi sebelum penyebabnya.
Lantaran didapatkan dari kondisi terkini dan informasi yang beredar, prekognisi lebih dekat ke arah prediksi atau asumsi, bukan berupa ramalan. Prediksi yang tanpa sadar bermain dalam pikiran seseorang seolah datang dari luar pikiran. Hal itu lah yang memungkinkan munculnya pengalaman prekognisi.
Dari sekian banyak ide yang muncul di pikiran orang setiap detik, beberapa di antaranya betul-betul menjadi kenyataan. Prekognisi sudah dipercaya secara masif sepanjang sejarah. Meskipun kurangnya bukti ilmiah, banyak orang mempercayai bahwa kemampuan itu betul-betul nyata.
Sampai detik ini, ia masih menjadi topik diskusi dan penelitian dalam komunitas parapsikologi. Sangat banyak orang di sekitar kita yang mengklaim punya kemampuan meramal atau prekognisi saat mereka telah sukses menebak satu-dua hal yang terjadi pada masa depan secara tepat dan akurat.
Akan tetapi, jika ramalan itu tak terbukti, akan ada saja alasan untuk mengelaknya. Banyak pula hasil ramalan dari peramal, ahli nujum, atau orang pintar yang amat dipaksakan dengan realitas yang terjadi.
Sudah amat banyak pula hasil prekognisi yang menyebut hal-hal umum, misalnya akan ada selebritis yang meninggal pada tahun sekian atau akan muncul bencana dahsyat tahun depan. Lantaran sifatnya yang umum dan cair, membuat ramalan semacam itu lebih mudah serta fleksibel untuk dimanipulasi tatkala tidak sesuai dengan realitas yang sesungguhnya.
Modal kemampuan prekognisi sejatinya dipunyai oleh semua orang dengan cara mengolah berbagai informasi yang ada. Lewat bantuan otak, kita bisa mengolah informasi, lantas menerawang apa yang terjadi pada masa depan, termasuk pula datangnya kematian.
Apa pun terminologi yang dipakai untuk mengetahui kematian seseorang, apabila Tuhan belum berkehendak, maka firasat tentang kematian hanya sebatas prediksi belaka.
Kemampuan otak kita yang amat brilian lah yang memungkinkan manusia seakan-akan bisa melihat masa depan. Manusia mungkin dapat memprediksi datangnya kematian.
Namun, sejatinya hanya Tuhan-lah yang tahu kronologi kematian yang akan menjemput kita, dikutip dari Kompas.com.
Source | : | kompas |
Penulis | : | Miya Dinata |
Editor | : | Miya Dinata |
Komentar