GridFame.id - Kuasa hukum artis Nikita Mirzani mengungkap kondisi sang klien yang sempat dilarikan ke rumah sakit.
Wanita yang akrab disapa Nyai ini sempat mendapatkan perawatan intensif karena sakit di bagian punggungnya.
Nikita Mirzani dilbawa ke Rumah Sakit Bhayangkara Polda Banten pada Jumat (4/11/2022) lalu pukul 10.30 WIB.
Selama dua hari Nikita Mirzani dirawat di Rumah Sakit Bhayangkara.
Setelah mendapatkan perawatan tim medis, Nikita kembali ke Rutan Klas IIB Serang, Banteng.
Seperti diketahui saat ini Nikita Mirzani menjadi tersangka atas kasus dugaan pencemaran nama baik.
Kejaksaan Negeri (Kejari) Serang menahan tersangka Nikita Mirzani atas kasus dugaan pencemaran nama baik Dito Mahendra pada Senin (25/10/2022) lalu.
Penahanan terhadap Nikita Mirzani setelah penyidik Polresta Serang Kota melakukan tahap dua, yakni menyerahkan tersangka dan barang bukti ke Kejari Serang.
Sakit yang Diderita Nikita Mirzani
Nikita disebutkan mengeluhkan sakit punggung pada Jumat (5/11/2022).
Sahabat Nikita, Fitri Salhuteru beberapa waktu lalu pun sudah sempat menjenguk Nikita di RS Bhayangkara di Jalan Serang-Pandeglang, Kota Serang.
Kuasa hukum Nikita, Fahmi Bachmid mengatakan kliennya mengalami saraf kejepit.
Dia menyebut bahwa Nikita memang punya masalah di bagian punggungnya.
“Saraf kejepit,” kata Fahmi saat dihubungi Kompas.com melalui sambungan telepon pada Minggu (6/11/2022).
Mengutip dari Kompas.com, Fitri Salhuteru sempat memperlihatkan hasil rontgen tulang punggung Nikita Mirzani agar tidak lagi muncul kecurigaan yang menyatakan Nikita pura-pura sakit.
Waspadai Gejala Syaraf Kejepit
Gejala saraf kejepit perlu diketahui untuk memastikan keberadaan kondisi medis yang menyakitkan ini. Seperti diketahui, tulang belakang manusia normalnya terdiri dari ruas-ruas yang mana di antara ruas-ruas tersebut terdapat bantalan yang disebut sebagai discus intervertebralis (DI).
Di dalam discus intervertebralis ini terdapat nucleus berbentuk seperti jeli yang berfungsi sebagai bola dan penahan guncangan, dibantu oleh dinding yang melingkari nucleus yang disebut annulus fibrosus (AF).
Sementara, di belakang discus intervertebralis terdapat saraf yang berjalan dari otak menuju ke anggota gerak atas dan bawah. Komponen ini yang memungkinkan seseorang bisa menggerakkan kedua ekstremitas itu.
Apabila terjadi hernia nucleus pulposus (HNP), maka saraf tersebut akan terjepit. Kondisi inilah yang kerap disebut sebagai kondisi saraf kejepit. Merangkum Cleveland Clinic, penyebab saraf kejepit adalah multifaktor.
Tetapi, secara umum pemakaian yang berlebihan dan berulang bisa menyebakan kerusakan pada annulus fibrosus yang pada akhirnya membuat nucleus keluar dari tempatnya. Kondisi tersebut antara lain dapat dipicu oleh faktor pekerjaan atau aktifitas sehari-hari, kondisi obesitas, termasuk penuaan, genetik, dan kebiasaan merokok.
Karena dinding nucleus atau annulus fibrosus pecah dan material nucleus keluar menjepit saraf di belakangnya, jepitan itu bisa menyebabkan peradangan terhadap saraf dan pada akhirnya timbul sakit yang sifatnya menjalar.
Melansir Mayo Clinic, kebanyakan saraf kejepit terjadi di punggung bawah, meskipun bisa juga terjadi di leher. Berikut ini adalah tanda dan gejala saraf kejepit yang perlu diwaspadai:
1. Nyeri lengan atau kaki Jika HNP atau saraf kejepit terjadi di punggung bawah, seseorang biasanya akan merasakan nyeri paling hebat di bagian pantat, paha, dan betis. Mereka mungkin juga mengalami nyeri di bagian kaki. Sementara, jika HNP berada di leher, seseorang biasanya akan merasakan nyeri paling hebat di leher, bahu dan lengan. Nyeri ini mungkin akan menjalar ke lengan atau kaki saat penderitanya batuk, bersin, atau berpindah ke posisi tertentu. Nyeri sering digambarkan sebagai rasa tajam atau terbakar.
2. Mati rasa atau kesemutan Orang yang memiliki saraf kejepit sering mengalami mati rasa atau kesemutan yang menyebar di bagian tubuh yang dilayani oleh saraf yang terkena.
3. Otot melemah Otot yang dilayani oleh saraf yang terjepit cenderung akan melemah. Hal ini dapat menyebabkan penderitanya mudah tersandung atau memengaruhi kemampuan mereka dalam mengangkat atau memegang barang.
Namun, perlu diketahui, bahwa tidak semua orang dengan saraf kejepit akan mengalami gejala tersebut. Beberapa orang bahkan mungkin tidak menyadari bahwa dirinya mengalami saraf kejepit sebelum diperlihatkan hasil rontgen.
Setidaknya, segera cari pertolongan medis jika Anda mengalami nyeri leher atau punggung yang menjalar hingga ke lengan atau tungkai. Siapa saja juga disarankan segera menemui dokter apabila sering mengalami mati rasa, kesemutan, atau kelemahan otot.
Risiko Kronis Saraf Kejepit
Baca Juga: Nahloh! Teriakan Nikita Mirzani yang Ini Malah Berpotensi Tambah Pelanggaran Lain, Parah Banget!
Pada umumnya, kondisi saraf kejepit memang dapat membaik dalam waktu singkat. Tapi pada kasus tertentu, tekanan pada saraf tetap saja bisa berlangsung lama (kronis) dan menyebabkan kerusakan saraf permanen, sehingga perlu diwaspadai.
Anamnesis dan pemeriksaan fisik adalah dua cara yang bisa dilakukan dokter untuk dapat meyakinkan diagnose pada pasien saraf kejepit. Sedangkan pemeriksaan penunjang lainnya yang mungkin dibutuhkan adalah menggunakan X-Ray anatomi tulang belakang dan MRI di jaringan lunak pada tulang belakang. Jaringan ini meliputi diskus intervertebralis, ligamen, sumsum tulang belakang dan saraf spinal, dikutip dari Kompas.com.
Kondisi terkini Nikita Mirzani
Fahmi Bachmid memastikan kondisi Nikita Mirzani saat ini dalam keadaaan sehat. "Baik-baik saja, sehat-sehat saja," kata Fahmi. Setelah dua hari dirawat di rumah sakit, Nikita Mirzani sudah kembali ke Rutan Kelas IIB Serang, Banten pada Sabtu (5/11/2022). Fahmi pun membenarkan hal tersebut. Fahmi menyebut bahwa Nikita Mirzani-lah yang meminta kembali ke Rutan Kelas IIB Serang.
Ia mengatakan, Nikita punya alasan sendiri ingin pulang dari rumah sakit. Fahmi membeberkan kenapa Nikita lebih memilih dipulangkan ke Rutan.
"Ya lebih enak di rumah tahanan. Di rumah sakit lebih parah," ucap Fahmi. "Iya, karena kan masa tidur di sampingnya dijagain. Sudah kayak pelaku teroris saja. Logikanya sudah enggak nyambung," tuturnya lagi.
Penulis | : | Miya Dinata |
Editor | : | Miya Dinata |
Komentar