Ya, bahkan nama ibu kandung pun saat ini sudah bisa membuat data kita dalam bahaya.
Soalnya, data diri bank juga menyimpan nama ibu kandung kita.
Kendati demikian, penggunaan nama ibu kandung atau nama gadis sebenarnya sudah tak relevan lagi dengan kondisi saat ini.
Di era yang serba digital, orang luar bisa dengan mengakses informasi data diri dari internet maupun media sosial, termasuk nama ibu kandung seseorang.
Saat ini ada banyak mekanisme yang dibuat untuk melindungi informasi, rekening bank, dan data pribadi seperti proses otentikasi dua langkah, kata sandi, dan pertanyaan keamanan.
Sudah menjadi pengetahuan umum di mana kata sandi dan pertanyaan keamanan jauh dari sistem keamanan yang sempurna karena dapat dicuri dari database atau dimata-matai dengan mudah.
Namun, selalu ada kemungkinan lupa dengan kata sandi yang sudah dibuat dan proses pemulihan kata sandi lebih buruk dari membuat kata sandi itu sendiri.
Sebab, kata sandi agar aman harus dikombinasikan dengan huruf, angka, bahkan simbol sehingga ada ribuan kemungkinan untuk memulihkannya.
Oleh karenanya, dilansir dari fusion.tv, perusahaan yang memperhatikan keamanan dengan serius akan meminta pengguna untuk mengautentikasi identitas dengan faktor kedua, seperti kode yang dikirim ke perangkat telepon pengguna.
Sehingga meski memakai nama ibu kandung dan kata sandi, rekening bank pengguna akan tetap aman.
Pada dasarnya, pertanyaan keamanan belum sempurna hingga saat ini dan dalam banyak kasus lebih baik menggunakan kata sandi yang rumit dan kuat, otentikasi dua langkah, sidik jari, dan pengelola kata sandi seperti Dashlane untuk menyimpan semua kata sandi di satu tempat.
Penulis | : | Lena Astari |
Editor | : | Lena Astari |
Komentar