GridFame.id - Dompet digital, seperti OVO, GoPay, Dana, dan sejenisnya, semakin populer di kalangan masyarakat sebagai alternatif dari rekening bank tradisional.
Banyak yang kemudian memilih memindahkan sejumlah dana ke dompet digital karena metode pembayaran zaman sekarang lebih mendukung menggunakan dompet digital.
Mulai dari promo hingga potongan harga, semua dompet digital berlomba-lomba menawarkan keuntungan yang menggiurkan.
Bahkan tak jarang ada orang yang langsung membagi dananya ke beberapa dompet digital setelah gajian untuk membeli kebutuhan sehari-hari.
Sayangnya, mengisi dompet digital dengan jumlah uang yang banyak bukanlah langkah yang tepat.
Sudah banyak kejadian di mana saldo di dompet digital mendadak lenyap dan saat dilihat transaksinya, kita disebut mentransfer sejumlah uang ke nomor lain.
Padahal kita sendiri tidak merasa melakukannya.
Ini adalah metode phising yang kini tengah marak di mana sebuah aplikasi tersembunyi ter-install di HP dan orang lain bisa mengaksesnya dengan perangkat lain.
Meskipun penggunaannya sangat mudah dan praktis, namun ada beberapa bahaya yang perlu diketahui jika kita terlalu bergantung pada dompet digital sebagai tempat menyimpan uang.
Salah satu bahaya paling nyata dari menggunakan dompet digital adalah risiko keamanan.
Karena dompet digital dapat diakses melalui aplikasi pada perangkat seluler, maka keamanan perangkat tersebut menjadi sangat penting.
Baca Juga: Cuma Bayar Rp 800 Aja! Begini Cara Beli Spotify Premium Pakai DANA Agar Makin Murah
Jika perangkat tersebut dicuri atau hilang, maka orang yang mendapatkannya dapat mengakses dompet digital dan melakukan transaksi tanpa sepengetahuan pemiliknya.
Tidak hanya itu, dompet digital juga rentan terhadap serangan hacker yang mencoba untuk mencuri data atau melakukan transaksi ilegal.
Oleh karena itu, penting untuk menggunakan sandi yang kuat dan tidak mudah ditebak, serta mengaktifkan fitur keamanan tambahan seperti autentikasi dua faktor untuk melindungi dompet digital.
Dompet digital tidak dijamin oleh lembaga keuangan seperti bank, sehingga tidak ada jaminan keamanan seperti yang terdapat pada rekening bank.
Jika terjadi masalah pada aplikasi dompet digital atau perusahaan yang mengoperasikannya, maka dana yang disimpan di dalamnya bisa hilang atau tidak bisa diambil kembali.
Sedangkan pada rekening bank, dana yang disimpan dijamin oleh lembaga pengawas keuangan negara sehingga jika terjadi masalah pada bank tersebut, dana masih bisa diambil kembali oleh nasabah.
Penggunaan dompet digital seringkali diikuti dengan biaya tambahan, seperti biaya transaksi atau biaya penarikan dana.
Biaya tersebut terkadang bisa cukup signifikan terutama jika kita melakukan transaksi dengan nilai yang besar.
Sedangkan pada rekening bank, biaya transaksi seringkali lebih murah atau bahkan gratis.
Sama halnya dengan uang tunai, dompet digital tidak menghasilkan bunga.
Jika kita menyimpan uang dalam dompet digital untuk jangka waktu yang lama, maka kita tidak akan mendapatkan keuntungan seperti yang bisa kita dapatkan jika menyimpan uang di rekening bank atau investasi lainnya.
Baca Juga: Gopay Pinjam vs Shopee Pinjam, Manakah Bunganya yang Lebih Rendah?
Salah satu kelemahan dompet digital adalah tidak terlalu fleksibel dalam penggunaannya.
Ada batasan pada jumlah uang yang bisa disimpan di dalamnya, dan juga batasan pada jumlah transaksi yang bisa dilakukan dalam sehari.
Sedangkan pada rekening bank, kita bisa melakukan transaksi dengan jumlah yang lebih besar dan frekuensi yang lebih banyak.
Dalam kesimpulannya, dompet digital memang sangat praktis dalam penggunaannya.
Namun, ada beberapa bahaya yang perlu diperhatikan jika kita terlalu bergantung pada dompet digital sebagai tempat menyimpan uang.
Oleh karena itu, perlu dipertimbangkan juga untuk memiliki rekening bank sebagai alternatif yang lebih aman dan menghasilkan keuntungan.
Sebagian isi artikel ini ditulis dengan menggunakan bantuan kecerdasan buatan.
Penulis | : | Lena Astari |
Editor | : | Lena Astari |
Komentar