Dilansir dari laman resmi rumahzakat.org yang mengutip dari buku Abdul Aziz As-Sadhan berjudul “Puasa Tapi Keliru", ada 5 golongan yang merugi selama ramadan:
Orang yang menganggap biasa bulan Ramadhan, tak ada yang berbeda seperti bulan-bulan lainnya, hingga Ramadhan berlalu, tentu sebuah kerugian yang besar.
Ia sama sekali tidak menganggap istimewa puasa dan merasakan manfaat bulan suci Ramadhan, juga tidak bersegera melakukan kebaikan, padahal di bulan suci inilah segala pahala dilipat gandakan.
Orang yang menganggap biasa bulan Ramadhan, ibarat orang melewatkan ghanimah (harta rampasan perang) yang tak ternilai harganya.
Imam Ahmad mengatakan, “Seburuk-buruk kaum adalah mereka yang hanya mengenal Allah di bulan Ramadhan saja.”
Tentu sangat terpuji, dari semua berperilaku tidak baik menjadi baik, dari tak berjilbab kemudian berhijab, dari yang tak pernah shalat kemudian rajin shalat, baik yang wajib maupun sunnah.
Namun, sangat disayangkan, ketika Ramadhan usai, golongan manusia seperti itu kembali berbuat maksiat kepada Allah, melepas hijabnya, tak lagi ke masjid, bahkan meninggalkan shalat. Karena itu, berusahalah untuk tetap istiqamah dalam beramal dan kebaikan.
Baca Juga: Makan Sahur Pukul 11 Malam, Apakah Puasa Sah dan Tetap Dapat Pahala Sahur?
Golongan ketiga adalah orang yang menahan perut dari makan dan minum saja, ia tidak merasa bersalah dan berdosa ketika melakukan kemunkaran, menggunjing, menyebar fitnah, menghina, sebuah perilaku yang biasa dilakukan di luar Ramadhan.
Akhirnya, saat Ramadhan tiba, kebiasaan buruk itu tak juga berubah, sehingga Ramadhan tak membawa pengaruh bagi kehidupannya sehari-hari.
Abu Hurairah meriwayatkan, bahwa Rasulullah saw bersabda: “Barangsiapa tidak meninggalkan perkataan dan amalan dusta, maka Allah tidak butuh dengan makanan dan minuman yang ditinggalkannya (puasa).” (HR. Bukhari).
Source | : | rumahzakat.org |
Penulis | : | Nindy Nurry Pangesti |
Editor | : | Nindy Nurry Pangesti |
Komentar