Tambahan lemon di kopi hanya membuat tubuh kita sedikit lebih terhidrasi.
Manfaatnya memang dipertanyakan namun tambahan lemon di kopi tidak berbahaya atau beracun untuk tubuh.
Meski demikian, perilaku tidak wajar ini bisa dianggap sebagai salah satu gejala gangguan makan.
"Saya benar-benar menganggap perilaku ini sebagai tanda bahaya untuk gangguan makan," kata Cassetty.
Menurutnya, makan untuk menurunkan berat badan seharusnya tidak membatasi diri atau memaksa diri kita untuk makan atau minum sesuatu yang tidak menggugah selera.
"Itu pertanda bahwa Anda tidak membangun berkelanjutan kebiasaan dan itu juga menunjukkan bahwa Anda bersedia memprioritaskan penurunan berat badan daripada kesejahteraan Anda," tandasnya.
Ia menekankan penurunan berat badan merupakan proses rumit yang melibatkan serangkaian perilaku sehat, termasuk makan sehat, tidur, tetap aktif, dan mengelola stres.
Selain itu, genetika, hormon, dan faktor lain juga terlibat.
"Satu hal yang kami tahu pasti adalah tidak ada perbaikan cepat," katanya.
Ahli gizi terdaftar Maya Feller dari Maya Feller Nutrition yang berbasis di Brooklyn mengatakan bahwa tantangan media sosial semacam ini dapat menjadi pemicu bagi penderita gangguan makan.
"Video diet viral ini merusak dan berbahaya. Dibuat oleh orang-orang yang tidak memiliki kualifikasi dan mengundang histeria," katanya.
"Jika seseorang ingin membuat perubahan dalam kesehatan metabolisme mereka - cari seorang profesional," pesannya.
Baca Juga: Ini Biang Kerok Berat Badan Tak Kunjung Turun Saat Puasa, Tahan Lapar Jadi Sia-sia!
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Lena Astari |
Editor | : | Lena Astari |
Komentar