GridFame.id - Tertarik buka usaha atau bisnis thrifting?
Banyak kawula muda mulai tergoda untuk bergabung bisnis jual beli baju bekas impor.
Thrift shop menjadi tren baru yang sedang berkembang di kalangan anak muda dalam beberapa tahun belakangan ini.
Bagi kalangan millennial, pakaian sudah menjadi bagian dari gaya hidup yang perlu dipenuhi.
Sehingga, prospek bisnis ini terbilang cukup gemilang.
Harga jual produk di thrift shop bisa mulai dari Rp25 ribu.
Padahal, umumnya mereka membeli 1 karung pakaian berisi sekitar 50 sampai 100 buah dengan harga Rp 1 juta saja.
Jika diasumsikan, Anda mendapatkan 50 buah pakaian dengan mengeluarkan modal Rp1 juta.
Anda menjual pakaian tersebut sama rata dengan harga Rp50 ribu rupiah.
Jika Anda berhasil menjual semuanya, Anda akan mendapat uang sebanyak Rp2,5 juta, dengan demikian, keuntungan yang Anda peroleh untuk 1 karung pakaian bisa mencapai Rp1,5 juta.
Namun jangan hanya memikirkan keuntungan saja, kenali dulu risiko dan kerugian membuka usaha thrift agar tak menyesal.
Dilansir dari laman resmi ocbcnisp.com, ini kerugian memiliki bisnis thrift shop yang harus diketahui:
Pertama, kelemahan bisnis thrift shop adalah kesulitan mendapatkan supplier barang.
Thrift shop merupakan pakaian bekas import yang bermerk, dibandingkan dengan menjual pakaian biasa, mencari supplier barang thrift shop lebih sulit.
Barang thrift shop biasa dijual oleh supplier dalam bentuk karungan.
Karena sudah disiapkan dalam bentuk karung, pembeli tidak bisa memastikan kualitas pakaian di dalamnya.
Akibatnya, rentan ditemukan barang cacat dalam jumlah tidak sedikit, bisa dikatakan hal tersebut merupakan ancaman bisnis thrift shop.
Seperti tren penggunanya yang meningkat, pelaku bisnis thrift shop juga menunjukkan tren yang sama.
Karena tengah digandrungi remaja, ramai orang menjajaki bisnis tersebut, oleh karena itu persaingan di bisnis ini terbilang ketat.
Source | : | OCBC NISP |
Penulis | : | Nindy Nurry Pangesti |
Editor | : | Nindy Nurry Pangesti |
Komentar