Investasi sendiri dapat membantu menumbuhkan aset yang nantinya akan berguna di masa tua.
Sedangkan asuransi dapat memberikan perlindungan dari risiko kehilangan pendapatan akibat ketidakmampuan untuk bekerja saat pensiun.
Membahas soal strategi asuransi, kita bisa memanfaatkan program pensiun Iuran Pasti (PIPP) salah satunya DPLK (Dana Pensiun Lembaga Keuangan).
DPLK adalah Dana Pensiun yang dibentuk oleh bank atau perusahaan asuransi jiwa untuk menyelenggarakan Program Pensiun Iuran Pasti bagi perorangan.
Perorangan di sini artinya, baik karyawan maupun pekerja mandiri, yang terpisah dari Dana Pensiun Pemberi Kerja bagi karyawan bank atau perusahaan asuransi jiwa yang bersangkutan.
Ada banyak manfaat dari DPLK, di antaranya sebagai sumber keuangan di masa tua, jaminan pendapatan saat pensiun, bentuk investasi, hingga mitigasi risiko saat terkena lay off atau PHK.
Setelah membuat rencana keuangan hingga strategi, penting selanjutnya melakukan review berkala.
Kita bisa melakukan review secara bekala mengenai progres perencanaan keuangan, investasi, dan asuransi per bulan, triwulan, hingga per tahun.
Ulasan ini dilakukan untuk menjaga agar perencanaan keuangan tetap relevan seiring berjalannya waktu dan perubahan situasi.
Selalu ingat juga, kita harus memastikan bahwa pengeluaran tidak lebih besar dari pemasukan.
Atur skala prioritas, sehingga kita bisa menyisihkan dana baik untuk menabung maupun investasi, serta memitigasi risiko lewat asuransi.
"Antara kewajiban, kebutuhan, dan keinginan, jangan kebalik-balik. Selalu berdasarkan skala prioritas," pungkas Rista.
Baca Juga: Duh, Penerima Asuransi Jiwa Meninggal Terlebih Dulu? Langsung Lakukan Hal Ini Ya!
PENTINGNYA SIAPKAN DANA PENSIUN BAGI GENERASI MUDA
Head of Customer and Marketing Sinarmas MSIG Life, Lukman Auliadi, menyatakan, "Webinar ini merupakan bentuk partisipasi Sinarmas MSIG Life dalam memeriahkan bulan inklusi keuangan dan bentuk kontribusi untuk mempersiapkan generasi muda agar kesiapan finansial peserta makin baik, sehingga terus bersinar di hari tua."
"Dengan demikian, mereka dapat menjalani hidup yang berkualitas di masa tua sekaligus berhasil memutus rantai generasi sandwich," imbuh Lukman.
Lukman juga menambahkan, untuk mewujudkannya, diperlukan persiapan sedini mungkin. Apalagi kita tidak pernah tahu apa yang akan terjadi di masa depan.
"Semua ini berawal dari persiapan finansial yang kokoh dalam menghadapi risiko tak terduga di masa depan. Mari tingkatkan literasi asuransi, mewujudkan komitmen perusahaan menjadi Trusted Partner for Life," tandas Lukman.
Baca Juga: Sering Salah Kaprah, Ini Perbedaan Asuransi dan Dana Pensiun
Source | : | Parapuan |
Penulis | : | Intan Yusan S |
Editor | : | Intan Yusan S |
Komentar