GridFame.id -
Dalam era digital ini, teknologi terus berkembang pesat, memberikan kenyamanan namun juga membuka peluang bagi penipuan dan kejahatan cyber.
Salah satu modus penipuan yang sering terjadi adalah dengan menggunakan teknik cloning kartu debit atau kredit.
Cloning kartu ini menjadi salah satu ancaman serius bagi keamanan keuangan individu maupun perusahaan.
Salah satu artis ternama, Asri Welas pernah menjadi korban dari cloning kartu ini.
Dimana kartu debitnya di cloning setelah melakukan transaksi melalui EDC.
Dalam artikel ini, kita akan menjelaskan apa itu cloning kartu, bagaimana modus penipuan tersebut dilakukan.
Serta langkah-langkah yang bisa diambil untuk menghindari jatuh menjadi korban.
Cloning kartu debit atau kredit adalah praktik penipuan di mana penjahat mencuri informasi kartu debit atau kredit milik orang lain.
Kemudian penjahat akan membuat salinan yang identik dengan kartu aslinya.
Mereka menggunakan perangkat khusus untuk menyalin informasi magnetik yang terdapat pada kartu asli .
Tujuannya agar dapat membuat kartu palsu yang memiliki data yang sama.
Baca Juga: Wajib Tahu! Simak 6 Tips Mengenali Skema Penipuan Phising Melalui Email
Salah satu cara umum yang digunakan oleh pelaku kejahatan adalah skimming.
Mereka memasang perangkat skimmer pada mesin ATM, mesin pembayaran, atau bahkan pada perangkat POS (Point of Sale) di toko atau restoran.
Perangkat ini dapat menyedot dan menyimpan informasi dari kartu yang digunakan, seperti nomor kartu dan kode keamanan, tanpa sepengetahuan pemilik kartu.
Penipu juga dapat menggunakan teknik phishing untuk mendapatkan informasi sensitif dari pemilik kartu.
Mereka mengirimkan email atau pesan palsu yang menyerupai lembaga keuangan atau perusahaan terpercaya dengan tujuan meminta pengguna untuk memasukkan detail kartu mereka ke dalam situs palsu.
Selain itu, carding merupakan praktik membeli atau menjual informasi kartu kredit yang dicuri secara online.
Serangan cyber terhadap perusahaan atau lembaga keuangan bisa mengakibatkan pencurian besar-besaran data pelanggan, termasuk informasi kartu debit atau kredit.
Data yang dicuri ini kemudian bisa dijual kepada penjahat yang kemudian melakukan pembuatan kartu palsu.
Baca Juga: Waspada Modus Penipuan Pinjol Ilegal Makin Marak, Patut Curiga Kalau Data Kita Begini Bentuknya
Sebelum menggunakan mesin ATM atau melakukan pembayaran di tempat umum, periksa apakah ada bagian yang tampak aneh atau terdapat perangkat tambahan yang mencurigakan yang bisa saja merupakan skimmer.
Pantau secara rutin transaksi yang terjadi pada kartu debit atau kredit melalui layanan perbankan online.
Hindari memberikan informasi kartu debit atau kredit melalui email atau situs web yang mencurigakan.
Pastikan Anda selalu memeriksa keabsahan situs web sebelum memasukkan informasi pribadi atau keuangan.
Gunakan kartu debit atau kredit yang dilengkapi dengan teknologi keamanan tambahan seperti chip EMV.
Selain itu, beberapa layanan bank menyediakan fitur pemberitahuan transaksi melalui pesan teks atau notifikasi aplikasi, yang dapat membantu mengidentifikasi transaksi yang mencurigakan dengan cepat.
Hindari membagikan informasi ini secara sembarangan, terutama melalui telepon atau pesan yang tidak terenkripsi.
Sebagian isi artikel ini ditulis dengan menggunakan kecerdasan buatan.
Penulis | : | Ayudya Winessa |
Editor | : | Ayudya Winessa |
Komentar