GridFame.id - Ingatkan keluarga di rumah soal modus penipuan yang bisa saja menyasar mereka yang jauh dari informasi.
Modus penipuan seperti ini biasanya menargetkan ibu-ibu rumah tangga di pemukiman padat penduduk atau kampung-kampung, terutama yang tergiur janji pinjaman besar dan bunga kecil.
Ada juga modus di mana staf barang bermerek mendata satu per satu warga dengan iming-iming hadiah HP atau barang mewah lainnya.
Pasalnya, kebanyakan oknum penipu ini menyasar data seperti KTP dan foto untuk kemudian didaftarkan pinjol ilegal.
Bukan tidak mungkin kemudian rumah kita didatangi rentenir dan ditagih sejumlah utang bernilai besar karena kelalaian ini.
Untuk itu, ada baiknya mengenali beberapa modus penipuan yang tak hanya mencuri uang, tapi juga bisa mencuri data orang terdekat kita.
Langsung simak yuk, apa saja modus penipuan tersebut!
Saat ini, rentenir lebih dikenal oleh masyarakat sebagai bank keliling.
Rentenir berwujud bank keliling adalah jasa pembiayaan informal dari pihak tertentu yang biasanya menyasar pada masyarakat menengah ke bawah.
Biasanya, mereka bukan bagian dari lembaga keuangan yang diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Baca Juga: Kena Penipuan Joki Pinjol, Apakah Tagihannya Tetap Wajib Dibayar?
Seperti namanya, disebut ‘bank keliling’ karena mereka menyalurkan pinjaman maupun menagih angsuran pinjaman dengan berkeliling dari satu rumah ke rumah untuk mencari dan menemui nasabahnya.
Syarat pengajuan pinjaman yang hanya membutuhkan fotokopi KTP juga menjadi alasan bank keliling banyak diminati oleh mereka yang membutuhkan pinjaman secara instan.
Namun, tidak semua masyarakat mengajukan pinjaman untuk modal usaha, tapi ada pula yang menggunakannya untuk memenuhi kebutuhan hidup, bahkan untuk memenuhi gaya hidup.
Masalahnya, jumlah tagihan yang kemudian keluar bisa dibilang sangat besar dan jauh dari kesepakatan awal.
Bahkan ada beberapa oknum bank keliling jahat yang sengaja terus menagih utang tanpa si nasabah tahu sudah lunas atau belum.
Penagihan bank keliling ini pun bisa dibilang cukup kasar karena kemudian menurunkan rentenir.
Tak jarang terjadi adu mulut antara penagih dan peminjam yang cukup sengit hingga menimbulkan kekacauan.
Untuk itu, daripada meminjam di bank keliling, ada baiknya meminjam dana pada lembaga yang sudah terpercaya seperti Pegadaian atau koperasi.
Arisan di sini menjanjikan bonus dan fasilitas lain jika anggotanya dapat merekrut anggota baru.
Komunikasi para anggotanya juga dilakukan melalui grup pada handphone.
Baca Juga: Waspada! Modus Penipuan dengan Cloning Kartu Debit atau Kredit, Tips Ampuh Menghindarinya
Para anggotanya juga dijanjikan investasi dengan imbal hasil yang sangat tinggi, yang dapat disebut sebagai investasi bodong.
Meskipun sudah banyak kasus serupa yang terungkap oleh kepolisian dan aparat penegak hukum, namun masih saja kasus investasi bodong ini berhasil ‘menipu’ masyarakat.
Modusnya adalah pelaku menawarkan beberapa macam arisan, diantaranya arisan uang, motor, mobil dan juga investasi dengan imbal hasil yang besar.
Biasanya, korban diberikan kebebasan untuk memilih motor atau mobil yang dikehendakinya.
Ia mengelabui para korban dengan mengaku bahwa uang yang diperoleh akan disetor ke ‘Bos Besar’ yang berada di luar kota.
Namun, ‘Bos Besar’ yang diduga adalah dirinya sendiri ini, tidak pernah memberikan keterangan jelas mengenai keberadaannya.
Diperkirakan oknum penipu ini menggunakan ponsel yang berbeda untuk menyamar menjadi orang lain demi menutupi kebohongannya.
Yang ikut terseret biasanya adalah teman dekat atau keluarga korban.
Di Kalimantan Selatan, kasus serupa juga terjadi di mana lebih dari 100 warga melaporkan penipuan dari investasi bodong berkedok arisan daring.
Setelah setahun terjadi, terungkap bahwa dana masyarakat yang raib dalam kasus ini diperkirakan mencapai Rp6 miliar.
Untuk yang satu ini, biasanya ada sosok yang berkeliling kampung dengan menggunakan seragam dari merek tertentu, misalnya HP.
Baca Juga: Saldo Bisa Ludes Dalam Hitungan Menit, Ini Tips Agar Tak Jadi Korban Penipuan Lewat Telepon
Nantinya ia akan berkata kalau merek HP ini sedang mengadakan undian berhadiah, di mana pemenangnya akan mendapatkan satu unit HP tersebut dan sejumlah hadiah lainnya yang akan diundi.
Sebagai syaratnya, mereka yang mau ikut undian harus mau berfoto dengan KTP dan diminta data diri lain yang bersifat krusial seperti nomor HP, alamat, dan satu nomor kontak lagi yang bisa dihubungi dengan alasan pendataan.
Namun biasanya setelah itu mereka tidak akan mengumumkan siapa pemenangnya.
Tapi data yang dikumpulkan tersebut bisa jadi dijual ke oknum jahat yang suka memperjual belikan data orang guna keperluan perbankan dan perpinjolan.
Untuk itu, penting untuk mengedukasi keluarga di rumah akan pentingnya nomor NIK KTP, nomor HP, alamat rumah, dan foto KTP untuk tidak diberikan ke orang lain secara sembarangan.
Pasalnya, data tersebut bisa jadi sudah cukup untuk didaftarkan ke pinjaman ilegal yang bisa merugikan kita.
Itulah modus-modus penipuan yang bisa mengancam kita dan keluarga.
Penting untuk menginformasikan bahwa kini modus penipuan sudah banyak jenisnya.
Semoga bermanfaat dan tetap waspada ya!
Baca Juga: Wajib Tahu! Simak 6 Tips Mengenali Skema Penipuan Phising Melalui Email
Penulis | : | Lena Astari |
Editor | : | Lena Astari |
Komentar