Pasalnya, menurut laporan OJK bulan Juli 2023, kelompok usia 19 sampai 34 tahun menjadi penyumbang terbesar penerima kredit pinjol, yakni 54,06% atau mencapai Rp 27,1 triliun.
Di mana kelompok usia tersebut didominasi generasi milenial dan generasi Z.
Perencana Keuangan dari Tatadana Consulting Teja Sari menilai ada beberapa penyebab mayoritas anak muda menjadi nasabah pinjol.
Di antaranya adalah kurangnya kontrol diri terhadap keuangan karena mudah terpancing promosi dan iklan barang konsumtif.
Teja menilai kegiatan meminjam di pinjol ini tidak baik untuk masa depan generasi muda karena bisa menjadi kebiasaan berutang.
Pasalnya hal ini bisa menyebabkan gaji habis untuk membayar bunga pinjol sehingga tidak mempunyai tabungan.
"Kita kerja capek capek uangnya habis untuk bayar bunga aja. Padahal ke depannya ketika mereka sudah berkeluarga, biaya hidupnya akan semakin besar. Jadi, nggak punya aset, Nggak punya tabungan dan investasi. Sibuk nutupin hutang aja," imbuhnya.
Penulis | : | Lena Astari |
Editor | : | Lena Astari |
Komentar